Seantero sekolah digemparkan dengan postingan yang ada di akun gosip sekolah. Entah siapa yang membuat gosip itu. Akan tetapi, di sana terposting sebuah foto yang bergambar Rama sedang menyuapi Sinta. Mereka bertanya-tanya akan kebenaran foto ini. Tidak sedikit dari mereka yang menghina Sinta.
Tidak ada tanggapan dari orang yang bersangkutan, atau mungkin belum. Bahkan para sahabatnya udah mencoba menghubunginya berkali-kali. Tetapi, baik Sinta maupun Rama, keduanya sama-sama tidak ada jawaban.
Amel menunggu kedatangan Sinta digoreng sekolah. Ia takut Sinta akan terkena yang namanya bullying. Mengingat status Rama, yang masih berstatus sebagai pacar dari Safira.
Hari sudah semakin siang, tapi Sinta belum kelihatan juga. Amel bernafas lega, ketika melihat Sinta memasuki gerbang. Ia langsung menghampiri Sinta.
“Sin, lo gak papa kan?”
Sinta menautkan alisnya bingung, “Gue gak papa. Memangnya kenapa lo nanya gitu?”
“Tadi malam lo gak buka handphone?”
“Memangnya ada apa?” tanya Sinta. “Udahlah, gue mau ke kelas aja.”
Sinta berjalan menuju kelas diikuti dengan Amel dibelakang. Setan heran, disepanjang koridor banyak yang menatapnya. Ia tidak masalah dengan orang yang menatapnya. Permasalahannya adalah tatapan yang didapatkan oleh Sinta, sangat berbeda.
Sinta memasuki kelasnya. Sama halnya dikoridor tadi, dikelas juga banyak yang memandangnya dengan tajam seperti singa yang mau menerkam mangsanya.
Sinta tidak peduli jika itu tidak menyangkut harga dirinya. Tapi, jika itu menyangkut harga dirinya, ia akan marah besar.
Amel langsung menghampiri Sinta, setelah menaruh tas dimejanya. “Tadi malam lo gak buka handphone?”
“Enggak, memang kenapa sih? Daritadi lo nanyain itu mulu.”
“Oh My God, lo beneran gak buka handphone?”
Sinta menggeleng.
“Sama sekali?”
“Iya, Amelia Putri Arista.”
“Sekarang, lo buka akun gosip sekolah.”
“Ada apa sih?” Sinta mengambil handphone yang ada di dalam tasnya.
“Buka aja,”
Sinta membuka sosial media, lalu mencari akun gosip sekolah dikolom pencarian. Sinta melebarkan matanya. Ia melihat postingan paling atas adalah dirinya dan Rama. What the hell...
“Apa-apaan ini!”
“Nah lho? Lo juga kaget kan. Pokoknya lo harus hati-hati sekarang, siapa tau Safira bully lo. Secara kan Safira masih berstatus pacar Rama.”
Sinta menyimpan handphone nya kembali. “Iya, gue bakal hati-hati. Siapa sih yang moto gue sama Rama. Kurang kerjaan banget!”
o0o
Raka, Pandu dan Reyhan berada di dalam kelas, menunggu Rama yang belum datang. Daritadi malam Rama sangat sulit dihubungi.
Rama baru saja memasuki kelasnya dan duduk dibangunin, tapi sahabatnya langsung menghampiri.
“Ram, tadi malam lo gak buka handphone?” tanya Pandu.
Rama menaruh tasnya diatas meja. “Kenapa? Ada berita tentang gue?”
Pandu mengangguk.
“Gue kan akhir-akhir ini gak deket sama cewek.” Rama mencoba mengingat kembali. Sebab setiap Rama ada di akun gosip sekolah, pasti tentang Rama yang jalan dengan cewek, jadian bahkan putus. Semuanya tentang kehidupan Rama dan sifat playboy nya.
“Serius gak deket sama cewek? Coba lo inget lagi!” Reyhan menimpalinya.
“Bener kok akhir-akhir ini, gue gak deket sama cewek. Kecuali—” Rama menggantungkan ucapannya. Rama membelalakkan matanya setelah mengingat siapa yang akhir-akhir ini deket dengannya. “Jelek,” lirihnya.
“Iya, sama dia.” Pandu membetulkan ucapan Rama. “Coba lo liat sendiri.” Pandu memberikan handphone kepada Rama.
Rama melihatnya, tapi tidak ada reaksi yang diberikan Rama. Tidak ada rasa marah, atau apapun itu. Rama mengembalikan handphone kepada si pemilik.
“Reaksi lo kayak gitu aja? Lo gak pernah mikir, ya? Bisa jadi Sinta dibully oleh Safira. Lo tau sendiri Safira kayak gimana.” ucap Raka, ia tidak habis pikir dengan Rama yang tidak memikirkan Sinta. Masalahnya, Safira bisa aja membully semua cewek yang berani dekat dengan Rama.
“Gue liat lo care sama si jelek. Lo suka sama dia?” ucap Rama, tenang. Ia seakan tidak peduli. Tapi, matanya terus memandang Raka tajam.
“Ini gak ada sangkut pautnya tentang hati. Yang gue pikirin cuma nasibnya Sinta, jika Safira bully habis-gabisa. Lo gak kasian apa?”
Rama tertegun sejenak. “Itu bukan urusan gue!” ucap Rama tidak peduli.
“Inget baik-baik, Rama! Lo catet di otak lo itu.” Raka menunjuk pelipis Rama. “Jika suatu saat Sinta bakal menjauh dari lo, itu salah lo sendiri. Disini gue udah pernah ngingetin lo.” ucap Raka sambil menepuk bahu Rama.
Bersambung...
Fyi, ini cerita ga berubah paling cuma diganti kata-kata yang ga nyambung aja.
Oke, makasih yang udah nunggu.
070120
041120

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly (END)
Teen FictionSinta Bella Puspita. Banyak orang yang mengenalnya karena kejelekkan wajahnya. Jerawat banyak bermuculan di sekitar wajahnya. Ia tidak terganggu dengan adanya jerawat di wajahnya. Cuek dan jutek. Kedua sifat tersebut merupakan sifatnya. Ia sangat cu...