The Ugly (END)

Chapter 55 (End)

“Apa yang mau lo omongin? Gue gak ada waktu.” Adrian bertanya kepada Rama yang memaksa agar berjumpa dengannya. Padahal Adrian sudah menolak ajakan Rama tersebut.

Rama menghela nafasnya, “Lo pasti tau kan keberadaan Sinta? Atau memang dia masih ada di Jepang? Tapi bukannya waktu program pertukaran pelajar hanya tiga bulan?” tanya Ramaberturut-turut. Bahkan Rama tidak memberi waktu Adrian untuk menjawabnya. “Terus kenapa belum balik juga? Atau ada sesuatu lain?”

“Wait, Rama. Kasih gue waktu buat jawab.” sela Adrian ketika Rama akan kembali melontarkan pertanyaan. “Sebelum gue jawab pertanyaan lo, mending lo pikirin apa yang lo lakuin sebelum lo tau Sinta pergi ke Jepang?”

Memikirkan sekiranya apa yang dirinya lakukan, apakah Rama membuat kesalahan terhadap Sinta? Seingatnya, terakhir Rama bertemu Sinta saat makan malam bukan? “Gue gak ngelakuin sesuatu?” Rama nampak tidak yakin dengan jawabannya.

Percuma juga Adrian meminta Rama untuk memikirkan kembali, tapi sepertinya Rama beneran bodoh. Tidak habis pikir dengan Sinta yang mau saja dengan Rama ini. Jika saja Rama bukan sepupu dari perempuan yang di cintainya, mungkin sejak awal Adrian memberikan sebuah bogeman kepada Rama.

Bisa saja Adrian melakukan hal itu, tetapi jika perempuan itu tahu. Adrian dan Alena lah yang akan berantem.

Adrian mengambil handphone dan mencari sebuah foto di dalam galeri-nya. Setelah ketemu, Adrian langsung menunjukkan foto tersebut.

Rama melebarkan matanya melihat foto itu. “Jangan bilang ke gue, kalo Sinta tau hal ini.”

“Emang udah tau,” celetuk Adrian.

“Rama, lo itu bodoh banget sih. Gue yakin kejadian ini udah di rencanain sama Valerine.”

Rama mengernyitkan dahinya, mendengar Adrian yang berbicara hal buruk tentang Valerine. “Dia gak mungkin ngelakuin itu. Waktu itu dia lagi mabuk.” bantahnya.

Sudah dibilang, jika Rama itu bodoh. “Rama, asal lo tau Valerine itu ada hubungannya juga dengan alasan Alena seperti sekarang ini. Dia salah satu orang yang terlibat.” Adrian melihat Rama yang menampilkan ekspresi tidak percaya. Adrian pun kembali melanjutkan ucapannya. “Valerine terobsesi sama lo. Dia gak suka kalo ada perempuan yang ngambil perhatian lo dari dia. Mungkin lo gak percaya sama gue, tapi nanti jika Alena udah benar-benar sembuh, lo bisa bertanya sama dia.”

“Dan soal Sinta, biarkan dia menjalankan hidupnya tanpa gangguan dari lo.” merasa urusannya dengan Rama telah selesai. Adrian beranjak dari duduknyadan pergi dari hadapan Rama yang masih memikirkan perkataan Adrian.

Di satu sisi, Rama tidak percaya Valerine berbuat hal seperti itu. Tetapi di sisi yang lain, Rama juga mempercayai ucapan Adrian. Apalagi menyangkut tentang Alena, Adrian tidak mungkin berbohong kepadanya bukan?

Dan Sinta, Rama sangat merindukannya. Entah di mana keberadaan dia sekarang, yang jelas Rama akan selalu menunggu dan menjelaskan tentang kesalahan pahaman ini.

Rama membuka aplikasi instagram di handphone miliknya. Ia mencari username Sinta dan mengirimkan pesan di sana.

Cepet balik, gue kangen.

Beberapa bulan belakangan ini, Rama rutin mengirimkan sebuah pesan kepada Sinta. Hampir setiap hari, Rama tidak akan lupa mengirimkan pesan yang sama.

Rama pergi dari tempat pertemuannya dengan Adrian. Rama benar-benar merindukan Sinta. Dia berjanji akan selalu menunggu Sinta, orang yang telah mengubah dirinya menjadi seperti ini. Orang yang sangat ia cintai.

End

Terima kasih buat semuanya yang nemenin gue dari awal cerita ini dibuat, dan melalui banyak drama😂

Ada satu epilog untuk bagian terakhir dari cerita ini. Dan juga kemungkinan besar, cerita ini bakal di revisi. Alur nya juga mungkin akan diganti karena jujur gue sendiri kurang suka sama alurnya😶

Setelah epilog selesai aku mau publish cerita lagi, tapi test ombak dulu. Kalo benar-benar mau dilanjut bisa mampir.

Epilog akan di publish besok atau lusa. Stay tune😉