30 - Perlakuan Serupa

353 28 15
                                    

Sudah berjam-jam Aiyla dan Kayla berbincang tentang banyak hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah berjam-jam Aiyla dan Kayla berbincang tentang banyak hal. Bahkan Daffa yang menyaksikannya dibuat speechless menyadari Aiyla begitu antusias ketika berbicara. Mungkin karena selama ini tak ada yang benar-benar menemaninya bicara? Atau entahlah. Namun, suasana berubah canggung tatkala Adnan dan Tatjana tiba di sana.

Melihat raut wajah kedua kakak beradik itu saja Daffa sudah bisa menyimpulkan bahwa masalah lelaki misterius yang telah menyerangnya tempo lalu belum berhasil dituntaskan. Akan tetapi, itu tak urung membuat Daffa tetap bertanya tentang apa yang terjadi.

Adnan menyerahkan secarik kertas yang pagi tadi ditemukan oleh adiknya kepada Daffa yang kini duduk di atas sofa bersama Aiyla dan Kayla.

"Apa artinya?" tanya Aiyla, berbisik pada Daffa yang duduk tak jauh darinya.

"Mawar akan segera kering, kemudian layu. Hanya tinggal menghitung waktu," ujar Daffa tanpa menatap lawan bicaranya, Aiyla. "Ini dari siapa?"

Melihat raut wajah Tatjana yang ketakutan membuat Aiyla terpaksa bangkit dari posisi semulanya. "Duduklah." Sehingga saat ini dirinya berdiri beberapa langkah dari Adnan yang menyandarkan punggungnya pada dinding.

Mengikuti inisiatif Daffa ketika di Turki saat itu, Aiyla pun segera mengeluarkan ponsel dan menghubungkan Wi-Fi yang ada. Mencari laman penerjemah, dan mengaktifkan fitur penerjemah melalui rekaman suara demi memahami apa yang mereka katakan. Entah apa tujuannya.

"Seseorang menekan bel, dan mungkin menempelkan itu di pintu. Saat dilihat melalui CCTV unit Mas Adnan, dia seorang lelaki. Dari tampilan dan perawakannya, Jana rasa dia adalah orang yang ... mengejar Jana dan menyerang Mas Daffa."

Daffa menganggukkan kepalanya. Sementara pandangan yang semula masih berulang kali membaca kalimat di kertas tersebut kini mulai terangkat, dan langsung mendapati gelagat ingin tahu dari Aiyla yang sedang memandangi layar ponsel. Seketika Daffa paham apa yang sedang dilakukan perempuan berdarah oriental itu.

"Apa surat-surat yang kau dapat selama ini serupa seperti hari ini?" tanya Daffa, memudahkan Aiyla dengan menggunakan bahasa Inggris. Sontak, hal itu membuat Aiyla mendongak dan tersenyum samar.

Tatjana, Adnan dan Kayla saling tatap. Kemudian sama-sama melirik Aiyla. Seketika mereka lupa jika ada Aiyla yang tidak akan mengerti ucapan mereka. Mungkin Daffa tak ingin membuat Aiyla merasa tidak dianggap di sana.

"Tidak, tidak seperti itu." Tatjana menjawab. "Sebelumnya hanya kata-kata manis yang terkesan ... merayu?"

Ada jeda dalam ucapannya ketika Daffa tiba-tiba berdiri dan mempersilakan Aiyla untuk duduk di samping Tatjana. Tatjana dibuat heran, sejak tadi Daffa seolah tidak benar-benar mendengarnya dan terus saja memberikan pengertian kepada Aiyla.

"Lanjutkan," seru Daffa yang kini sudah berdiri di samping Adnan yang kelihatan gelisah. Perlahan, tangannya menepuk bahu Adnan memintanya untuk tidak terlalu khawatir.

UNWORTHY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang