19 - Memiliki Nilai

347 31 2
                                    

Di saat aku memercayai seseorang, hanya ada dua kemungkinan yang biasa terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di saat aku memercayai seseorang, hanya ada dua kemungkinan yang biasa terjadi. Antara kehilangannya, atau dikhianati olehnya.
Unworthy

Memasukkan semua pakaian yang ada di dalam lemari ke dalam koper secara sembarang, tanpa memperhatikan unsur kerapian karena merasa buru-buru. Aiyla mengambil tas lain, memasukkan beberapa dokumen pribadi dan juga hal-hal penting lainnya.

"Apa sudah?" tanya Emine seraya membantu membawakan koper. "Kau membawa segalanya?"

Aiyla mengangguk. "Aku belum punya uang untuk membeli pakaian."

Pandangannya mulai menyisir setiap bagian kamarnya. Aiyla menepuk dahi cukup keras saat dirinya nyaris saja melupakan bingkai foto Ankarian. Ia mencangklong tas, sementara bingkai tersebut ia dekap menggunakan satu tangan. "Sudah, Bi. Mari."

Mereka berdua buru-buru keluar dari unit flat tersebut, Daffa yang melihat Emine kesulitan pun mulai mengambil alih koper yang diduga milik Aiyla. Sementara Aiyla kembali mengunci pintu yang kuncinya langsung diberikan kepada Emine. "Terima kasih telah membantuku, Bi."

"Bukan masalah. Yang terpenting kau baik-baik saja di luar sana," ujar Emine. "Semoga nanti aku bisa menemui lagi."

Aiyla mengangguk, seketika pandangannya berubah nanar. "Tolong jaga ibuku. Jaga juga dirimu."

Emine memeluk Aiyla, tetapi lebih singkat. "Kau juga harus menjaga dirimu."

"Kami pergi sekarang."

Daffa mengangguk sopan, pertanda ia berpamitan. "Asalamualaikum."

"Wa'alaikumus-salam."

Senyum Daffa timbul mendengar respons Emine, ada sedikit rasa terkejut yang turut hadir. Melihat Aiyla yang hendak menuruni tangga, Daffa mencegahnya. "Aku yang berjalan di depan."

"Mengapa?"

"Memastikan tidak ada yang berbahaya."

Kedua sudut bibir Aiyla tertarik. "Jadi sejak tadi itu tujuanmu?"

"Hm." Daffa mengangkat kopernya seraya menuruni undakan demi undakan. Selama itu Daffa tidak melihat adanya tanda-tanda bahaya untuk Aiyla, karena kondisi di sana cukup sepi. Hanya ada anak-anak penduduk sekitar yang sedang berlarian, bermain bersama teman-temannya. Daffa bersyukur atas itu.

UNWORTHY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang