[Seri 2 | Nuraga / Book2*]
"Kita pergi sekarang!" pekik lelaki itu.
Aiyla mengangguk tanpa ragu. Ia rasa, bersama lelaki ini akan jauh lebih aman daripada bersama keluarganya sendiri.
-
Harap yang tercipta akibat diselamatkan dan juga diberi kehidu...
Dantolongbanget, janganduluhapusceritainidariperpuskalian ya. Apalagidilupain😢 Siapatauakumausebar" info, kalo suatu saat ceritainiberkesempatan dibukukan😆 *aminin yuk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapawaktu lalu, pengadilan sudah menyatakan bahwa Gulya dan Vural resmi bercerai setelah beberapa bulan terakhir mereka harus menjalani proses yang lumayan panjang. Terlebih lagi Vural mempersulit segalanya. Senyuman lega sejak tadi tak sedikit pun luntur dari wajah Aiyla.
"Sekarang kita bebas, kau bebas, Anne!" seru Aiyla seraya meregangkan kedua tangannya. "Kau dan aku, hanya berdua. Tidak ada lagi si pemabuk itu, tidak ada lagi yang akan berani memukul kita. Wow! Aku sangat bahagia."
Gulya terkekeh melihat semangat Aiyla yang menggebu-gebu. Sudah terlalu lama juga ia tak melihat sosok putrinya sebahagia ini. "Berkatmu. Terima kasih."
"Kita harus merayakannya, makan malam di luar!" serunya lagi, menjentikkan jarinya.
Kedua tangan Gulya dikibaskan di udara, pertanda tak setuju. "Kita makan di rumah!"
Aiyla melipat kedua lengan di depan dada dengan mencebikkan bibirnya, berpura-pura marah.
"Ayolah, jangan seperti itu," Gulya menarik lengan Aiyla, kemudian menggandengnya. "Masih ada malam lainnya, tidak perlu hari ini. Kita rayakan di rumah dulu, ya!"