49 - Tanggung Jawab

514 39 17
                                    

Mulai sekarang aku mau edit" video tentang cerita ini di IG, yuk yukk check!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulai sekarang aku mau edit" video tentang cerita ini di IG, yuk yukk check!

Dipandanginya pantulan dirinya melalui cermin toilet rumah sakit, menatap dirinya sendiri dengan marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dipandanginya pantulan dirinya melalui cermin toilet rumah sakit, menatap dirinya sendiri dengan marah. "Saya gagal menjadi seorang kapten, saya juga gagal menjadi seorang teman. Andai saat itu saya lebih memilih untuk melarang Aiyla agar tidak menyetujui permintaan Tatjana. Mungkin saja ...."

Daffa mengangkat dagunya seolah menantang pantulan dirinya sendiri sembari berkata, "Kapten pilot macam apa yang tidak bisa melindungi penumpangnya?"

"Teman macam apa yang sudah berjanji akan melindungi tetapi justru tidak tahu bahwa dia sedang disakiti?"

Dengan satu gerakan singkat, cermin di hadapannya dibuat retak dengan tinjuannya. Daffa menggelengkan kepalanya. "Daffa Dareen Nuraga, kamu gagal dalam segala hal. Dasar pecundang!"

Lelaki berbalutkan kaus hitam berlengan panjang yang digulung ke atas itu bersandar pada dinding dengan mata terpejam. Sudah ia katakan bukan jika keterpurukan Aiyla adalah hal yang amat sangat ia benci. Dan mendapati reaksi Aiyla beberapa saat lalu membuat hatinya berkali-kali lebih hancur jika dibandingkan dengan melihat Aiyla terkapar dengan luka tusukan.

Tak diindahkannya tangan bercucuran darah akibat pecahan kaca itu, Daffa memutar tubuh dan kembali melampiaskan kemarahannya melalui pukulan pada dinding sebanyak beberapa kali.

Dadanya bergerak naik-turun seirama dengan detak jantung yang berpacu cepat. Diacaknya surai hitam itu dengan gerakan frustrasi. Kedua tangan itu ditempelkan di dinding sementara kepalanya menunduk bertepatan dengan lelehan panas yang membasahi wajahnya. "Maafkan aku ... Maaf karena sudah menjadi lelaki yang gagal, Aiyla. Kau dan janinmu ...."

Masih dengan posisi seperti sebelumnya, ucapan-ucapan Aiyla tentang Tatjana beberapa saat lalu kembali terngiang. Selama ini Kayla yang selalu mengomel padanya setelah acap kali diberikan komentar pedas oleh Tatjana setiap perempuan itu berlibur ke Jakarta. Atau bahkan ketika Tatjana membicarakan keburukan orang lain. Bukan sekali dua kali Daffa mendapat keluhan dari Kayla, tetapi Daffa tak berniat menegur karena perempuan itu tidak pernah mengatakan hal buruk tentang orang lain kepadanya.

UNWORTHY [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang