6. PERKARA CD

430 49 15
                                    

TYPO BERTEBARAN
koreksi jika ada kesalahan

•••••

HAPPY READING

______________________________


Sekarang empat curut ini ber niat untuk mengerjai Kenta, karena dendam mereka masih ada jadi ya jailin aja. Awal nya Kenta tidak sekolah di sini, ia pindahan dari sekolah tetangga. "Tadi si Kentut ke wc, aing liat asli!" heboh Galen.

"Hayu lah kerjain," ucap Zakia dengan semangat. Jam menunjukkan pukul 08.15 tapi mereka belum juga masuk kelas. Tentu saja Edam dan Sayudha mencari curut-curut ini.

Disini Kenta yang berniat ingin membuang air besar. Ia pun memasuki toilet pria dan melakukan bab nya itu. "Nah kan lagi modol si Kentut." (Berak)

BROT

Perecettt

Suara kentut Kenta tentu nya dengan isi nya. "Anjing itu orang ngeluarin apaan segede gaban kaya gitu?" heboh Aripin.

"Bau njing." Galen memegang hidung nya.

"Jangan di resapi tolol," cibir Zakia

"Ngerjain nya gimana ya?" tanya Rio.

"Ambil aja noh celana nya, tuh ngegantung," suruh Aripin, mereka berbicara dengan berbisik takut ketahuan kan. Dengan pelan mereka pun membawa celana Kenta dan tentu nya ada CD yang menyangkut di dalam nya

"Ew jinjay!"

"Di kemanain ini njrot?" heboh Galen yang membawa celana Kenta. Mereka pun keluar dari toilet pria dengan membawa celana Kenta. "Di simpan di genteng aja, cakep ke nya," usul Rio.

"Nah bener tuh."

Dengan cepat Galen pun mengalungkan celana itu ke genteng sekolah. "HAHAHA NJING CANGCUT NYA NGEGANTUNG!!" gelak tawa mereka melihat sempak Kenta yang menyangkut di ranting pohon.

 "HAHAHA NJING CANGCUT NYA NGEGANTUNG!!" gelak tawa mereka melihat sempak Kenta yang menyangkut di ranting pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"CAPE GAK KUAT, ANJENG!" ketawa Zakia yang melihat cangcut Kenta.

"PASTI TU CANGCUT BAU NYANYUT," lanjut Ipin dengan frontal.

"Istighfar, udah cukup." Rio yang sudah lelah karena tertawa.

Mereka para curut Zakia, Galen, Aripin, Rio tertawa terbahak, sampai mereka guling guling di lapangan. Receh sekali. "KALIAN NGAPAIN DI LUAR, HAH!?" tanya pekik Bu Nengtet yang tidak sengaja melihat mereka.

"Kan mampus."

"Kena lagi."

"Gue itung sampai tiga, terus kita kabur, oke?" instruksi dari Galen dan mereka pun mengangguk.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang