13. SEE YOU!

322 38 21
                                    

TYPO BERTEBARAN
koreksi jika ada kesalahan

•••••

HAPPY READING

______________________________

Pagi ini Zakia berangkat sekolah, tidak ada semangat sedikit pun, dan ini juga hari terakhir sekolah, karena pulang sekolah akan mempersiapkan dirinya untuk pesantren, dan berangkat nya besok pagi. Sedih, iya. Ia terpaksa harus masuk penjara halal itu. "Siap berdiri."

"Beri salam."

"ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU."

"Waalaikum'salam."

Pagi ini jadwalnya pelajaran pak Cubini. "Yo, anak-anak good pagi!" ucap Pak Cubini menduduki meja nya yang sudah tertata rapih oleh babu kelas.

"Lapangan bola!" panggil Galen.

"Manggil siapa bro?" tanya pak Cubini.

"Ya bapak lah," jawab enteng Galen.

"KAMU SEBUT SAYA LAPANGAN BOLA HAH?" pekik tak terima pak Cubini.

"Keluar kamu Galen, gak ada gada sopan nya ya kamu!"

"Jangan dong Pak Cu. Bapak kan ganteng banget, melebihi Manu Rios lagi," puji Galen, mana ada pak Cubini gantengnya melebihi Manu yang gantengnya Allahuakbar. Galen memuji pak Cubini karena takut keluar kelas, soalnya kalau di puji dikit Pak Cubini akan langsung luluh.

"Bener nih saya ganteng?" tanya nya.

"Iya pak kegantengan Bapak tuh sama percih kaya om Burhan, eh Manu Rios maksudnya," ucap Galen.

"Makasih Galen, Bapak emang ganteng dari orok," pujinya sendiri. Sekelas yang mendengar itu pun sudah terbiasa mendengar narsisan pak Cubini ini.

"Nah sekarang bapak bakal ngejelasin dulu materinya, terus udah gitu kita bakal ulangan harian."

Pak Cubini menerangkan materinya. "Pin lo paham?" tanya Galen yang sebangku dengan Aripin.

"Gak, lo paham?"

"Boro-boro."

"Nah kan apa yang gue bilang, sebangku sama lo tuh emang gada untung!" sewot Aripin.

"Contoh-contoh anak ngen....."

Sepanjang penjelasannya materi Pak Cubini dua curut ini tidak memperhatikan. "Sekarang tinggal ulangan harian, oke ngab?" ucap pak Cubini.

"CIUS?"

"Iya sok cepetan!"

Zakia yang biasanya banyak ngomong, sekarang ia lebih banyak diam, melamun. "Bro Ipin bagiin kertasnya!" suruh pak Cubini.

Aripin pun membagikan kertas itu, dan pas ia membagikan di bangku Zakia. "Peh,    jangan ngelamun terus, gak baik." Zakia cukup mengangguk.

Semua murid mengisi dengan tenang, kecuali dua curut ini saling bisik. Pak Cubini yang melihat Zakia bengong pun menghampiri Zakia.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang