43. WADAH GORENGAN

261 21 1
                                    

TYPO BERTEBARAN
KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN

•••••

HAPPY READING

______________________________

"Dari mana lo?!"

Zaky terdiam sejenak melihat 2 manusia yang sedang ada di rumahnya. "Urusan."

"Bohong!"

"Gue tadi nyari lo ke semua tempat kerja lo, dan apa? Mereka bilang kalau bosnya gak ada! Terus lo dari mana? Pulang jam segini, ninggalin bini sendirian, punya otak gak lo, hah!?" lanjut Galen menatap Zaky sinis.

Zaky mengerutkan alisnya. Tadi Galen mencari dirinya? "Kalian masuk dulu," ajak Zaky.

"Gak perlu. Gue tahu lo itu lulusan pesantren, lo pinter, lo cakep, lo punya segalanya. Tapi dengan lo punya semua itu lo bisa ninggalin istri lo yang lagi bunting gitu?" Aripin yang ikut angkat bicara.

Akhir kalimat Ipin membuat Zaky mematung. "A-apa?"

"Jangan bilang lo belum tahu kehamilan Zakia karena lo ngurusin urusan penting lo itu!?"

Zaky mengangguk pela memang dirinya tidak tahu tentang hal ini. "Lo suami kaya gimana si hah? Sebelum lo ijab qobul di atas Al-Qur'an, lo pernah ngomong kan sama gue, lo janji gak bakal bikin dia nangis, lo janji bakal dia terus senyum, terus sekarang apa?"

Galen mengetahui kalau Zakia menangis dari Aripin dan Asipa. Galen membaca chatan Aripin dan Asipa mendengar vn Zakia yang nangis sesenggukan.

"Ini senyuman? Heuh, selama gue saha..." Galen menempelkan jari telunjuk ke bibir Zaky, pasti Zaky akan mempotong ucapannya kalau mereka bukan sahabat lagi, ya karena Dimata Zaky mereka dengan Zakia hanya sebatas teman.

"Sahabat sama Zakia, gue, kita gak pernah bikin air mata dia turun, kecuali pas si Ipin koma. Terus, lo sekarang suaminya semudah itu lo nyakitin hati dia, hah? Kemana aja lo tadi. Jujur gue gak mau denger kebohongan dari mulut lo itu!" Galen sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Ke pesantren."

"Ngapain lo kesana? Urusan, iya?" potong Aripin ketika melihat bibir Zaky yang akan mengeluarkan kata 'urusan' Aripin tahu itu.

"Kalau ada urusan kenapa lo gak bilang jujur ke Zakia, hah? Kenapa lo ngomongnya ada urusan aja, lo gak tahu seberapa khawatir dia ke lo!? Dia khawatir lo kenapa-kenapa, sedangkan lo? Malah lebih fokus ke URUSAN lo itu!" Galen sengaja menekankan kata urusan pas dihadapan muka Zaky.

"Di dalam ngobrolnya, biar lebih enak."

"Hatur nuhun, gak perlu. Gue harap lo ngomong masalah ini ke Zakia, dan gue juga gak berhak tahu urusan apa lo itu sampai buat Zakia nangis. Jagain dia sebelum direbut orang!" ucap Galen menyenggol bahu Zaky.

"Gue balik, Pin."

"Lo keatas ngomong sama bini lo, awas aja kalau ada apa-apa. lo, khehkk!" ancam Aripin mempraktekkan tangannya kepinggir seperti mempotong leher.

"Ayo masuk dulu."

"Gak."

Zaky menghela nafas berat. Menaiki tangga dengan lelah, ia juga tidak mau seperti ini. Zaky membuka pintu kamar melihat Asipa yang sedang duduk di pinggir kasur dengan mengusap ubun-ubun Zakia yang sedang tertidur.

Asipa tersenyum melihat kedatangan Zaky. "Terimakasih." Zaky berucap dengan tersenyum tipis.

Asipa membungkukan badannya sedikit ia pamit untuk pulang sudah malam juga sekarang. "Iya sama-sama. Kalau gitu aku sama Ipin permisi, assalamualaikum."

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang