54. SEMOGA

297 19 1
                                    

TYPO BERTEBARAN
KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN


•••••

HAPPY READING

______________________________

2 Minggu berlalu, Rio masih saja di rumah sakit, ia masih belum di pulangkan oleh Dokter karena kondisi tubuhnya yang belum stabil.

Tapi, Rio sudah di pindahkan dari ruangan ICU. Hal ini membuat anak-anak bersyukur, karena Rio bisa melewati masa kritisnya. Mereka semua yakin bahwa Rio akan sembuh jika jalannya seperti ini.

Kandungan Zakia yang memasuki bulan ke 3. Perutnya semakin membesar, semakin gemas juga Zaky melihatnya. Apalagi pipi Zakia yang semakin mengembangkan seperti di campur baking powder saja.

Kali ini Zakia akan pergi ke rumah sakit karena kabarnya Iyo yang sudah bisa melewati masa kritisnya. Tapi pasutri ini belum siap-siap sama sekali, malah masih enak rebahan.

"Sayang."

"Hm?"

"Kalau udah 3 bulan boleh gak?" tanya Zaky dengan suara yang sangat kecil.

Zakia melirik suaminya. Otaknya 4G manteng tidak lemot, ia tahu apa yang suaminya inginkan. "Gak tahu. Katanya 4 atau 5 bulan kan, ini masih 3 bulan. Sabar ya Sayang 1 bulan lagi."

"Tapi maunya sekarang."

"Gak boleh."

Zaky berdecak sebal. Beginilah suaminya jika istrinya sedang mengandung, harus mengalah walaupun rasanya ingin sekali. Tapi, kasian juga anaknya jika tergoncang-gancing jika melakukan itu.

"Kamu nanti di sana jangan deket-deket Galen, ya?" pinta Zaky.

"Aku malah pengen lihat muka Galen. Udah lama gak ketemu."

Zaky menganga tak percaya. Dari mulai Zakia mengandung, Galen pasti akan nyelip di kemauan Zakia.

Sedekat itu kah mereka dulu, sampai sekarang pun anaknya sering menginginkan Galen. Semoga saja anaknya nanti tidak mirip dengan Galen.

"Kok gitu?"

"Gitu gimana? Orang pengen lihat mukanya aja."

"Ngidam kamu sama aku aja dikit banget. Sama orang lain aja banyak." Zaky yang langsung memunggungi Zakia.

"Ih kata siapa sedikit? Banyak tahu."

Zaky masih mengabaikan Zakia. Siapa yang tidak kesal dengan ini, ia yang buat dengan Zakia tapi yang paling berjasa dalam hal ini adalah Zaky. Tapi, kenapa semua keinginan Zakia yang menyangkut dirinya hanya seuprit.

Zakia mengakui jika dirinya seperti itu. Ya, Zakia juga tidak tahu ini kemauan anaknya bukan dirinya. "Yaudah, Sayang maaf." Zakia mencoba membalikan Zaky tapi Zaky tetap tidak mau menatap istrinya.

"Ih Zaky!"

Zakia ikut tiduran, ia memeluk suaminya dan kakinya yang di simpan di pinggang Zaky. "Anak aku nanti ke gencet, jangan gitu." Peringat Zaky, bukan hanya itu tapi Zakia meniup-niup lehernya membuat setan-setan di tubuh Zaky keluar.

"Sayang, jangan gitu!"

"Apa? Kamu gak mau di peluk-peluk sama aku? Oke." Zakia langsung melepaskan pelukannya, ia pergi ke bawah tanpa menghiraukan Zaky.

"Astaghfirullah salah lagi."

"Sayang dengerin dulu! Ih, harusnya aku yang marah bukan kamu."

Zakia pergi ke belakang rumahnya yang banyak sekali tanaman. Di sana juga ada kursi ayun yang enak untuk bersantai. Zakia duduk di sana dengan menangis pelan.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang