22. JODOH IPIN

376 38 3
                                    

TYPO BERTEBARAN
koreksi jika ada kesalahan

•••••

HAPPY READING

______________________________

"Apa?!"

"Menurut lo pada kalau gue nikah gimana?" Aripin yang meminta saran mereka.

"Lo mau nikah sekarang sekarang, Pin?" tanya Rio.

"Iya, tapi nanti pas dia udah lulus pesantren. Eh, gue cocok gak si sama Asipa?" tanya Aripin, ingin lebih memantaskan diri.

"Cocok, tapi dia mau gak sama lo?" pertanyaan dari Galen yang membuat Aripin tertohok.

"Pasti mau lah, kalau nggak dukun bertindak." Aripin menjawab tanpa dosa.

"Si goblog, lo jangan sekali-kali kaya gitu ya, Pin. Namanya musrik, lo gak percaya kalau ada Allah?" Rio yang mulai menceramahi Ipin.

"Dosa, Pin!" Edam yang mau ikutan menakuti Aripin.

"Eh, gue berduda Allahu. Ya Allah maaf hamba cuman gak sengaja ngomong kaya gitu ya Allah." Aripin mengangkat kedua telapak tangannya dan berucap tadi.

"Lo kan mau kuliah? Sambil nikah terus kerja?" Galen memastikan itu.

"Iya lah. Banyak juga yang nikah sambil kuliah."

"Apa jangan-jangan, lo nikah kebelet gitu, ya?" Aripin langsung saja menjejalkan lap meja ke mulut Galen, saking kesal nya.

"Ih gue sumpel nih pake lap. Lo kalau ngomong jangan ngalantur uke! Nikah kan ibadah, dan juga menyempurnakan agama nya, lo sekate-kate kalau ngomong. Pih, si bondon nih nuduh gue kebelet anuanu," cerocos Aripin. Kenapa Galen selalu berprasangka buruk terhadap nya.

"Udah!" pisah Edam.

"Eh si Heli bentar lagi keluar?" celetuk Kirdun. Sontak mereka semua menatap kompak Kirdun. Kirdun yang di tatap seperti itu pun merasa salting. "Aaaa lo pada liatin gue." Kirdun yang tiba-tiba seperti bencong.

"Najis amit-amit."

"Kemungkinan, udah mau 3 tahun juga kan."

"Sekarang gimana? Pin, tadi lo liat apa?" Edam yang akan mengungkit masalah yang Aripin tadi bilang.

Aripin juga tidak tahu jelas siapa penyebab yang melempar batu ke basecamp mereka, yang pasti, mereka yang melempar itu bajunya serba hitam. Seperti tuyul lah, hilang tanpa pasti. "Orang, dia kaya sengaja ngelempar ke si Ipeh, untung gue halangin mereka berdua."

Apa ini ada sangkut pautnya sama masalah gue? Ah ya Allah jangan sampai. Gue harus nyelesain ini sendiri.

"Nanti gue coba ngomong sama si Heli."

"Kok lo?"

"Ya biar gue aja, yang ngomong. Sendiri."

"Gak! Gue aja, lo pada diem aja!"

"Udah lah, gue aja. Gue bakal ngebogem si Helikopter."

"Bareng-bareng aja gimana?" usul Aripin, melihat tinggah mereka bertiga yang tiba tiba bertengkar.

Kalau sama-sama, mereka bakal tahu? Gak, gue gak mau mereka tahu.

"Biar gue aja anjing!"

"Eh, setan. Gue aja, lo diem!"

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang