50. PENGEMIS

207 19 0
                                    

TYPO BERTEBARAN
KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN

•••••

HAPPY READING

______________________________

Sekarang, Rio akan berbelanja keperluan warkop yang ia harus beli. Tentu saja ia seperti ini secara diam-diam. Kalau tidak seperti ini Gomez atau anak yang lainnya akan melaporkan ini kepada Edam, dan nanti berujung Edam ngamuk. Jadi, lebih baik seperti ini saja.

Rio melihat seorang gadis cantik yang sedang berjalan membawa jingjingan. Sepertinya dia akan pergi kuliah. "Riana?"

Ia menengok. Ya, gadis itu adalah Riana. Gadis yang diperintahkan oleh Edam agar menjauh dari Rio. Sebenarnya Edam tidak menyuruh dirinya menjauh tapi mendengar perkataan waktu itu Riana paham jika maksud Edam itu adalah untuk menjaga jarak dengan Rio.

Ada benarnya juga jika ia menjauh. Jika ia terus berdekatan dengan Rio, perasaan yang Riana rasakan akan lebih dalam lagi. "Eh."

"Apa kabar?"

"Alhamdulilah baik. Eh, astaga salah ya Tuhan," cengenges Riana. Mungkin, lingkungan Riana yang membawanya seperti ini.

Rio tersenyum. Ia mematikan motornya. "Lo mau kuliah, Na?" tanya Rio.

"Hari libur. Gue mau ke rumah Echa, mau ngerjain tugas bareng."

Rio mengangguk. Sepertinya ia harus menanyakan perihal kenapa Riana tidak sering mampir ke warkop seperti dulu-dulu.

"Lo kenapa gak mampir ke warkop gue? Biasanya lo sering mampir? Dan sorry, Na. Sorry banget. Waktu itu gue benar-benar gak bisa bantu lo. Gue ditahan sama Edam, gak boleh keluar sama sekali. Gimana laptop lo?" Rio mengatakan ini dengan tidak enak hati. Ia merasa semua ini adalah salahnya tidak membantu orang yang sedang membutuhkan dirinya, tapi Rio sendiri tidak bisa membantu.

"Gue belum kebeli lagi, hehe. Gapapa santai saja, gue tahu kok maksud Edam. Dia sayang sama adiknya sendiri makanya ngelakuin ini. Lo sakit apa, Yo?"

"Gue cuman pusing gitu aja, Na. Si Edam aja yang alay. Oh ya, gue gantiin laptop lo aja gimana? Nanti soal bayarnya lo kapan aja bayarnya sesuai yang lo mau, gimana?" tawar Rio.

Riana merasa tidak enak seperti ini. Jika ia menerima tawaran Iyo ini, sudah pasti nanti mungkin Edam akan lebih marah lagi. "Eh gak usah. Gue juga udah punya tabungan lagi kok. Tapi, nanti aja belinya sekarang ngandelin dulu hp." Bohong yang Riana katakan itu bohong. Ia tidak memiliki tabungan sama sekali, karena setiap ia mengumpulkan uang pasti Abangnya akan mengambil uang itu.

Rio hanya mengangguk. Beruntung sekali sekarang ia bisa bertemu dengan Riana, sudah lama sekali rasanya. "Edam ngomong apa sampai lo gak pernah ke warkop lagi?" tanya Rio membuat Riana kebingungan harus menjawab apa.

"E-edam gak ngomong apa-apa. Gue sibuk kuliah aja, makanya jarang ke sana."

"Jangan bohong!"

"Serius, Yo."

Rio rasa Edam pasti berkata tidak enak kepada Riana. Rio tahu Edam seperti apa. "Yaudah, gue antar ke rumah Echa."

"Gak usah. Gue permisi dulu."

"Edam, lo ngomong apa sampai dia jadi beda kaya gitu?" gumam Rio.

Setelah mengucapkan itu Riana langsung meninggalkan Rio. Rio menghela nafas berat. Semakin yakin jika Edam berbicara yang tidak-tidak sampai Riana seperti ini.

•••••

Masalah Galen, ia sudah kembali seperti semula. Seperti yang kita tahu kalau Galen di sogok 10 voucher, 5 dari Edam dan 5 lagi dari Sayudha. Karena setelah kepergok berciuman Galen mengancam Sayudha jika foto itu akan disebar di grup chat Isegar. Tentu saja Sayudha ngamuk, memalukan saja. Dari pada si murahan ini menyebarkan foto itu Sayudha hanya menurut saja. Toh, cuman 5 voucher.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang