23. EDAM BEGO

312 33 2
                                    

TYPO BERTEBARAN
koreksi jika ada kesalahan

Sedikit 17+

•••••

HAPPY READING

______________________________

Hari kedua Zakia pulang pesantren, sekarang ini Zakia hanya bisa menikmati liburan ini, karena nanti nya akan kembali ke pesantren untuk mencari ilmu dunia akhirat nya.

Asipa masih tertidur. Tadi selepas subuh Asipa mengalami sakit perut, dan kaki yang pegal-pegal, ternyata ia sedang kedatangan matahari. Dan setelah itu Asipa di suruh untuk tidur kembali oleh Zakia. "Kira-kira penyakit yang di alami si kunyuk parah gak si? Gue jadi takut."

Seperti yang sudah di bicarakan di grup chat, sekarang enam curut mempersiapkan bahan-bahan dan kebutuhan untuk membuka warkop. Iya hanya enam, dan satu lagi bukan Zakia, melainkan Sabila. Tapi yang inti dalam berjualan hanya Rio, mereka hanya membantu saja. Dan untuk para curut lain, mereka hanya jadi pembeli saja nanti. Pokonya sekarang ini mereka akan memulai dari nol menjalankan bisnis mereka ini, semoga saja berjalan dengan lancar, aamiin.

"Siapa yang belanja cung?" pekik Galen.

"Kita berenam aja lah bodoh," sungut Aripin yang sedang memakai kaus kaki pelangi. Karena cuaca hari ini benar-benar dingin, Aripin anti dingin, kalau ia kedinginan bisa berabe.

"Sorry gue gak bisa," ucap tak enak Edam.

"Mau kemana?" tanya Sayudha.

Sudah lama Sayudha menutupi ini, dari mulai gerak gerik Edam ini sangat berbeda, ia sudah lama mencurigai Edam, entahlah apa masalah Edam sampai seperti itu. "Urusan, lo sama mereka aja."

"Lo kalau ada masalah cerita sama gue." Sayudha menatap mata Edam seolah menanyakan apa yang Edam alami.

"Iya."

Berbicara tentang pernikahan Sayudha dan Sabila, alhamdulilah pernikahan masih utuh. Tapi mereka belum di karuniai anak, Sabila takut kalau dirinya tidak bisa mempunyai anak Sayudha akan mencari istri baru. Tapi namanya juga Sayudha, tidak pernah menuntut istrinya. Dan sekarang Sabila sedang di apartemen milik Sayudha, ya mereka sudah pindah dari rumah orang tua Sayudha.

Drtt drtt

Handphone Sayudha yang ada panggilan masuk. "Halo, sayang?"

"Kamu dimana?"

"Di basecamp, kenapa?"

"Boleh pulang gak, Dha?" pinta Sabila di sebrang sana menahan tangis nya.

"Eh kamu kenapa?"

"Mau kamu pulang."

"Oke, aku pulang sekarang."

Panggilan terputus oleh Sabila, karena Sayudha tidak pernah mematikan panggilan awalan. Sayudha dan Sabila memang sudah ganti gaya berbicara menjadi 'aku kamu' entah apa yang mereka perbuat sampai merubah gaya bahasa. "Iyi siying iki piling," ledek Galen merasa muak dengan pasutri ini.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang