37. PENGEN IKUT

265 32 2
                                    

TYPO BERTEBARAN
koreksi jika ada kesalahan

nasihati aku ketika sendiri, jangan nasihati dikala ramai. Kerana nasihat dikala ramai itu, bagai hinaan yang melukai hati.

-Imam Syafii-

•••••

konflik kapan ya?

HAPPY READING

______________________________


Mereka mendengar isakan dari atas pohon melihat seseorang yang menangis dengan sesegukan. "GOMEZ LO NGAPAIN DIATAS, HAH?!"

"Papih," isak Gomez.

"Lo ngapain jing ah!?"

Mereka tidak tahu pasti kenapa Gomez ini bisa nyangkut di ranting pohon yang berbentuk V, tahu kan? Ya, Gomez nyangkut di sana. "Bang... tolongin atuh, ih!"

"Turun!" geram Sayudha bukannya turun malah merengek.

Gomez malah makin naplok ke batang pohon, kalau dilihat dari atas bulu kakinya langsung pada berdiri. "Asal nanti lo tangkep, ye?"

"Iya cepetan anjing ah lama! Malu Mez malu dilihatin si Helikopter tuh!" sungut Galen.

Gomez bersiap-siap untuk lompat, tak lupa ia juga berdoa semoga selamat. Kalau sampai Gomez isdet hari ini juga ia tidak mau, ia belum bertaubat, dosanya belum tergantikan oleh pahala. "Hiji, dua, tilu, LOMPAT MEZ!"

Brewekkkk

Gomez berhasil lompat dengan mendarat dibadan Sayudha, lebih tepatnya ia memeluk leher Sayudha dan kakinya melingkar di pinggang Sayudha. "Papih, celana gue sobek Pih."

Sayudha yang dipeluk seperti itu pun hanya diam tidak apa-apa. "Turun, Mez!" suruhnya.

Galen dan Iyo sudah tidak bisa menahan bengeknya mereka melihat celana bagian pantat Gomez sobek dari bawah sampai atas. "Nih pakai!" Edam melepas jaket Isegar-nya dan memberikan ke Gomez.

"Gomez, Gomez ada-ada aja kelakuan lo."

Langsung saja Gomez melilitkan jaket Edam di pinggangnya. "Makasih, Papih. I love you."

"Najis."

"Udah, ayo."

"Pamit ya, bro. Assalamu'alaikum!" pekik Rio melambaikan tangannya ke arah Heli.

Kali ini biarkan Galen yang menyetir, kasian melihat Gomez yang masih tremor kejadian tadi. Diperjalanan Galen melirik kaki Gomez yang bergetar. "Ya Allah, Mez. Kaki Lo sampai gemeter gitu, gimana ceritanya dah?" teriak Galen.

Gomez yang dibelakang hanya menyilangkan tangannya yang gemetaran. "Nanti aja Q & A nya," balas Gomez.

Pukul 12 malam mereka sampai di basecamp, ya karena ada kendala di Gomez jadi seperti ini.

Puas sekali Edam mengahajar Heli sampai babak beluk, unek-unek yang Edam maupun yang lainnya pun terbalas. "Cerita," suruh Edam ke Gomez bagaimana bisa nyangkut dibatang pohon.

Galen meletakkan tangannya di dagu siap mendengarkan dongeng dari sang Gomez. "Jadi gini..."

"Gue pengen minum dulu, Bang," pinta Gomez dengan memelas. Langsung saja dapat toyoran dari Guntur. Karena Guntur baik hati, ia pun membawakan air putih untuk Gomez.

"Alah siah boy, meni segar gini."

"Gue kan lagi pukul-pukul gitu, ya. Terus teh, si gembrot siapa si namanya? Gak tahu dah, si gembrot dah pokonya. Nah, pas gue mau ngehajar, dia ngangkat gue Bang, ye lo bayangin aja badan gue kaya lidi, diangkat sama badan yang kaya babon."

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang