36. GOMEZ?

294 27 2
                                    

TYPO BERTEBARAN
koreksi jika ada kesalahan

•••••

HAPPY READING

______________________________

Asipa harus pulih untuk sementara waktu, dan sekarang ia masih tetap dirumah sakit. Tentu saja Aripin setia menunggu istrinya ini, apalagi ia sampai meninggalkan pekerjaannya demi Asipa.

Curut-curut sudah pulang karena mendapat usiran dari Aripin, niatnya ingin berbicara berdua saja dengan istrinya eh datang lagi pengganggu diantara mereka.

Ruangan yang sekarang diisi dengan keluarga Asipa maupun keluarga Aripin. Abang Asipa begitu kaget ketika melihat perlakuan Aripin terhadap Asipa. Mereka sangat menyesal tadi telah membentak Aripin karena lalai menjaga adiknya.

Meskipun mereka berdua sudah berkeluarga tapi perhatian terhadap adiknya tidak pernah berkurang sampai sekarang, mereka yang kurang sekali kasih sayang dari seorang Ayahnya karena suda tiada.

Semenjak mereka kecil mereka hidup bertiga, Ibunda Asipa yang menjadi tulang punggung keluarga meskipun saat itu sedang mengandung Asipa. Sebab itu lah dari kecil Asipa jarang sekali dapat perhatian dari seorang Ayah, maka dari itu sampai sekarang sayangnya terhadap sama seperti dulu.

Apalagi pas Aripin datang kerumah Asipa Abangnya ini paling banyak menanyai tentang Aripin, takut jika Adik perempuan mereka salah memilih suami, ternyata sudah terbukti sekarang bahwa Aripin lah orang yang tepat untuk Asipa.

"Makan dulu, ya?" Aripin membantu istrinya agar duduk.

"Ada yang sakit gak?"

Asipa tersenyum melihat perlakuan manis Aripin, tidak pernah menyangka ternyata jika dengan dirinya Aripin akan berbeda. "Aku udah baik-baik aja, besok pulang kan?"

"Kata siapa? Kamu disini seminggu lagi!" tegas Aripin mendapat muka kaget dari semua yang ada diruangan.

"Kok lama?"

Aripin menggelenggakan kepalanya, ia melakukan seperti demi keselamatan dan kesehatan istrinya. Padahal kata Dokter 3 hari sudah bisa pulang, ya namanya juga Aripin.

Orang tua hanya bisa tersenyum manis. Mimih Aripin menghampiri Asipa dan mengelus rambutnya yang tertutup dengan hijabnya. "Nggak salah deh ah Ipin milih istri kaya kamu, cantik, pinter ngaji, sabar, bahenol lagi," celetuk Mimih Ipin membuat semua yang disana tertawa.

Ya, itu lah Mimih Ipin. "Yang ikhlas ya, Nak? Nanti buat lagi sama Ipin, oke?" ucap Mimih Aripin dengan memeluk singkat Asipa.

"Jeng, meskipun cucu kita udah nggak ada. Suruh anak-anak kita buat yang yang semangat, ya gak si, jeng?" bisik Mimih Aripin ditelinga Ibunda Asipa.

Ibunda Asipa hanya tersenyum, memang ia termasuk orang yang kalem seperti anaknya. "Kamu istirahat yang cukup, ya? Bunda sama Abang kamu mau pulang dulu udah malam," pamit Bunda Asipa.

"Iya Bunda."

Tak lupa Mimih Aripin cepika-cepiki ke Aripin maupun ke Asipa.

"Jagain adek gue!" tegas Abang Asipa membuat Aripin hanya bisa mengangguk dengan tersenyum canggung. Meskipun Abang Asipa lulusan pesantren, tapi gaya bahasanya gaul.

Ruangan sekarang hanya diisi dengan suami istri ini. Kenapa suasananya jadi canggung seperti ini, Aripin hanya diam tidak mengeluarkan suara apapun, sama dengan Asipa ia hanya diam tidur juga tidak.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang