53. KEBUCINAN IPIN

229 25 2
                                    

TYPO BERTEBARAN
KOREKSI JIKA ADA KESALAHAN

"Lelah itu wajar, yang gak wajar itu, nyari Rio yang seiman."
-Ni Made Riana Putriani.

•••••

HAPPY READING

______________________________

Seperti tawaran Zaky tadi, sekarang Zakia sedang melakukan video call bersama Edam. Edam mengarahkan kamera handphone ke belakang, sesekali ia mengarahkan ke kaca ICU yang terdapat Rio disana.

Zakia yang melihat itu pun merasa ikut sedih, tidak menyangka bahwa penyakit Rio itu akan berujung seperti ini.

"Ipeh kenapa gak kesini?" tanya Galen di sisi Edam.

"Perut aku keram."

"Pasti gara-gara lo kan?" tuding Galen menunjuk wajah Zaky.

"Fitnah. Orang udah lama gak dijengu-" Zaky menggantungkan ucapan, bisa keceplosan jika ia mengatakan yang sebenarnya.

"Pasti jengukin," ceplos Aripin di sisi Edam.

"Mulut lo!" Galen menyomot bibir Aripin.

"EH TAHU GAK SI?" heboh Galen, tapi ia langsung ingat bahwa ia sedang dalam mode masih marah. "Gue kan lagi pundung sama mereka. Oke Galen yang cakep, yu bisa yu jadi kalem," batin Galen.

"Gak jadi." Membuat Zaky menatap Galen bingung.

"Edam maaf aku sama Zaky gak bisa ke situ. Nanti kalau perut aku udah mendingan aku pasti bakal ke sana," ucap Zakia dengan tak enak hati.

"Gapapa. Demi ponakan gue mending jaga kandungannya," ucap tulus Edam. Beda dengan Zaky istrinya yang mendapatkan itu tapi suaminya yang cemburu.

"Gak usah sok lembut ngomongnya, udah punya suami!" semprot Zaky.

"Ya, maaf." Edam tahu kalau suami Zaskia ini sangat cemburuan, ya wajar saja namanya juga Zaky.

"Kamu ih!" Zakia menggeplak dada Zaky, merasa tak suka dengan ucapan Zaky tadi, kasian Edam.

"MAMPUS!" bibir Galen tepat pada kamera, merasa puas jika Zaky di marahi oleh Zakia. Sepertinya, Galen mempunyai dendam pribadi dengan Zaky.

"Udah?" tanya lembut Zaky. Zakia mengangguk dengan lesu.

"Edam udah dulu, ya? Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Kamu ih, jangan ketus-ketus atuh sama Edam. Apalagi sama mereka!" nasihat Zakia.

"Ih, kalau aku gak gitu mereka suka gangguin punya aku. Ngegoda kamu, apalagi Galen, Allahuakbar cape aku," Keluh Zaky.

Sepertinya memang benar, Zaky dan Galen tidak akan pernah sampai kapanpun.

"Nanti kalau kamu gitu terus mereka gak mau temenan sama kamu, gimana?" tanya Zakia sambil melengos pergi keatas menuju kamar.

"Gapapa, kan masih ada kamu. Temen sehidup semati."

"Geleh!" maki Zakia sambil tersenyum menampilkan giginya. Ia meninggalkan Zaky lalu ia naik ke tangga pergi ke kamar.

"Kok geleh? Bener kok!" Zaky mengikuti Zakia.

"Udah adzan maghrib. Ambil wudhu, kita sholat berjamaah," ucap Zaky mengusap kepala Zakia membantu istrinya berdiri dan wudhu bersama.

KAMU UNTUK AKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang