Sudah tiga tahun hari-hariku tanpa Ame. Semuanya terasa sangat berbeda, awalnya aku belum terbiasa tanpa Ame di setiap lembar hari-hariku. Namun, tidak baik juga 'kan bila terus menerus larut dalam kesedihan?
Setelah Ame di London, ia sangat sulit untuk dihubungi. Kabar dari Yamasaki-Ana, setelah sampai di London, Ame langsung jatuh koma. Hal itu tentu membuatku kepikiran dan hampir membuatku stress. Namun Yamasaki-Ana menenangkanku dan meyakinkanku untuk baik-baik saja, Ame akan baik-baik saja. Tiga bulan aku menjalankan aktivitasku dengan dirundung rasa khawatir terhadap Ame. Namun Yamasaki-Ana kembali memberiku kabar kalau Ame sudah sadar dari komanya, dan tinggal pemulihan. Pengobatan Ame berhasil, Ame sudah sepenuhnya sembuh dan sehat seperti sedia kala. Rasa lega mengguyur tubuhku, syukurlah Ame baik-baik saja.
Ingin sekali kuhubungi Ame, namun tanpa sengaja ponselku mendadak rusak dan beberapa kontakku hilang termasuk kontak Ame. Di sinilah, aku mulai benar-benar hilang kontak dengan Ame. Menghubungi nomor Yamasaki-Ana pun sia-sia, ia juga ke London dan tidak sengaja mengganti nomor ponselnya ditambah lagi, aku mengganti ponselku.
Yah, aku benar-benar tidak saling kontak dengan keluarga Yamasaki hingga saat ini.
Tapi setidaknya aku lega, Ame baik-baik saja dan sehat. Semoga ia selalu begitu.Tebak, aku sudah diangkat menjadi guru tetap di sekolahku! Akhirnya, statusku bukan lagi guru honorer! Ini adalah tahun ke tiga aku menjadi guru tetap setelah tiga tahun lalu aku diangkat menjadi guru tetap. Lega sekali rasanya. Dan inilah aku, tetap menjadi guru sejarah favorit anak-anak. Dan Tuan Nobuzaka yang sekarang menjabat menjadi kepala sekolah. Ia sangat bijaksana seperti Yamasaki-Ana.
Hmm.. bagaimana kabar Ame di London? Apakah ia sudah memiliki kekasih baru?
Aku menyunggingkan senyum tipisku sambil memangku daguku di meja cafe.
"Hana-chaan!!!"
Aku menoleh saat mendengar seseorang memanggil namaku.
"Mina, konnichiwa."
"Kau sudah menunggu lama?"
"Tidak, aku baru saja sampai."
"Yokatta, kau sudah memesan?"
Aku menggeleng pelan.
"Nah, ayo kita pesan!"
Aku tersenyum dan mengangguk.
Seorang pelayan mendatangi kami.
"Omurice dan Vanilla Milkshake. Kau Hana?"
"Aku sama denganmu."
Pelayan itu menulis pesanan kami dan meninggalkan kami menuju dapur.
"Sudah tiga tahun sejak Ame ke London." ucap Mina.
Aku mengangguk pelan.
"Bagaimana kau dengan Ame?"
Aku menghela napas pelan.
"Entahlah.. aku sudah hilang kontak dengannya."
"Hee?! Hontouni? Doushite?"
"Aku mengganti ponselku, begitu juga dengan Yamasaki-Ana. Kontak Ame tidak sengaja ke reset, jadi.. yah, aku sudah tidak berhubungan lagi dengan keluarga Yamasaki."
Mina terdiam sejenak.
"Hana,"
"Hm?"
"Apa kau merindukan Ame?"
Aku terdiam.
Kemudian kusunggingkan senyumanku.
"Ya, aku sangat merindukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Kabuki Mask
RandomSeseorang sedang mengikutiku... Tidak, aku tidak aman di sini.. Seseorang, tolong aku.. -Hasegawa Hana- ~~ Kemanapun kau pergi, aku akan selalu mengikutimu.. Karena kau, MILIKKU dan akan tetap selamanya menjadi MILIKKU. -Yamasaki Ame-