47

117 13 2
                                    

AME

"Selamat siang, Yamasaki-sama.. wah, baru mengisi stok kudapan?"

Aku menoleh ke arah Dianne. Senyumannya mengembang di kedua bibirnya yang dipoles lipstik merah.

"Iya.. mau?"

"Terima kasih, Pak. Saya sudah kenyang."

Aku mengangguk pelan. Mataku tertuju pada kalung berbandul berlian yang sedang dipakainya, bukankah minggu lalu dia memakai kalung berbandul ruby? Ah, mungkin itu hadiah dari kekasihnya. Aku tersenyum, dan melewati Dianne.

Sean membuka pintu ruanganku. Aku langsung masuk ke dalam ruanganku, dan melepas jasku.

"Bawa kemari kudapanku."

Sean memberikan kantung belanja besar berisi kudapan-kudapanku. Kukeluarkan semuanya, dan menaruhnya di laciku.

"Sean?"

"Hai, Yamasaki-sama."

"Catch!"

Aku melempar salah satu kaleng berisi kripik kentang kepada Sean. Tangkapan yang sempurna oleh Sean.

"U-untuk saya, Yamasaki-sama?"

Aku mengangguk dan membuka kaleng kripik kentang yang lain.

"Terima kasih, Yamasaki-sama.."

"Sean.."

"Hai, Yamasaki-sama."

"Siapa yang menyuruhmu berdiri? Duduklah di sofa itu."

"Sumimasen, Yamasaki-sama."

Aku memasukkan kepingan keripik kentang ke dalam mulutku.

"Apa kau melihat apa yang kulihat tadi?"

"Hm.. kalung baru Dianne?"

"Ya.. itu dia. Bukankah minggu lalu dia memakai kaling berbandul ruby?"

"Benar, Yamasaki-sama."

Aku menghela napasku pelan.

"Mungkin pemberian kekasihnya." ujarku berpikir positif.

TOK! TOK!

Sean berdiri dari kursinya, dan membuka pintu ruanganku.
Jiro. Dengan senyumannya.

"Konichiwa, Yamasaki-sama. Saya dengar, Anda sakit.. apa Anda sudah sehat?"

"Sudah, terima kasih.."

"Yokatta. Saya ingin memberikan surat pengunduran diri saya dan Dianne. Mohon ditandatangani."

Jiro maju ke mejaku, dan menaruh dua buah amplop coklat berukuran besar di mejaku.

"Saya berniat memberikan pada Sean. Tapi saya tidak percaya Sean akan memberikannya pada Anda. Jadi, saya saja yang meletakkannya pada Anda.

"Kau meremehkan aku?!!!"

Aku melihat Sean berdiri dengan wajah emosinya.

"Hei, bung. Santai, semua orang punya pandangannya masing-masing dengan orang lain. Dan kau memang orang yang tidak bisa dipercaya."

"Cecunguk! Aku menunggumu memberikan surat pengunduran dirimu! Tapi kau tidak kunjung memberikannya padaku! Kau bilang aku tidak bisa dipercaya?! Kau yang tidak bisa dipercaya!!! Di saat keuangan perusahaan turun, kau malah memilih mengundurkan diri?!"

Aku menoleh ke arah Sean yang memicingkan matanya dan tersenyum smirk.

"Cih, aku mulai curiga. Kalau kau yang melakukan pencucian uang dan penggelapan dana perusahaan ini!"

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang