36

154 14 2
                                    

Aku menoleh ke arah seseorang yang memegang pundakku.

"Kau..!"

"Sa-saya tahu Anda mencari saya, Yamasaki-sama."

Aku masih terdiam melihat Hideki. Namun aku ingin sekali meninju rahangnya.

"Saya memang mengikuti Anda dan Hana."

"Apa maksudmu mengikuti kami?!"

"Boleh kita bicara sebentar di sana?"

"Jangan di sini.. aku merasa geli di sini."

"Saya sebenarnya ingin menambah koleksi majalah mesum saya, tapi.. apa boleh buat. Baiklah.. kita bicara di luar saja."

Aku dan Hideki keluar dari ruangan panas itu, dan duduk di bangku sebelah ruangan itu.

"Itu memang kesalahan saya mengikuti Anda. Saya tahu, Hana memang muak bertemu saya. Makanya dia menolak untuk kuajak bicara di taman kota."

"Saya sedang gila saat itu, tidak seharusnya saya melakukan hal bejat seperti itu pada Hana. Hana sangat baik kepada saya, dia banyak membantu saya, namun yang saya lakukan adalah malah memperkosanya layaknya seorang bajingan.."

"Saya sangat menyukai Hana. Tapi saya sadar, cara saya untuk mendapatkan dia salah besar dan malah semakin membuatnya membenci saya dan menganggap saya brengsek. Saya memang pantas dikatakan brengsek."

"Entah, apa yang ada dikepala saya sampai saya berani melakukan hal itu pada wanita sebaik Hana. Saya sudah sangat gila dan tidak waras, saya menyesal.."

"Saya memang mencintai Hana, Yamasaki-sama. Tapi saya sadar, Hana lebih memilih Anda. Hana sudah menjatuhkan hatinya kepada Anda, Anda adalah pria beruntung yang mendapatkan Hana. Dan saya yakin, Hana sama sekali tidak salah atas pilihannya.."

Hideki menghela napasnya pelan.

"Hana memang pantas bersama Anda, merasakan bahagia bersama Anda. Bukan dengan saya, saya ingin sekali minta maaf kepada Hana. Namun saya tidak yakin Hana akan memaafkan saya dan percaya kepada saya lagi. Ah, tidak. Hana tidak akan pernah percaya kepada saya lagi. Tak apa, Hana memaafkan saya itu sudah cukup buat saya. Maafkan saya, Yamasaki-sama. Saya memang bodoh.."

Aku melirik ke arah Hideki, dan menaruh komik action yang sedari tadi kupegang.

"Besok, temui Hana di taman kota. Bicaralah padanya. Semua akan baik-baik saja kalau kau mau bicara dan terus terang dengannya."

Aku berdiri dari bangkuku, dan turun dari lantai dua.

~~

Aku kembali masuk ke dalam bioskop dan melihat Hana sedang duduk di bangku bioskop dengan popcorn dan cola di kedua tangannya. Aku berlari kecil menghampiri Hana.

"Belum masuk studio?"

Hana menggeleng.

"Filmnya sudah mulai?"

"5 menit lagi.."

Aku mengambil popcorn dan cola dari tangan Hana.

"Kau tadi kemana, Ame?"

"Toko buku.."

"Kau membeli buku apa?"

"Tidak membeli buku."

"Lalu?"

"Aku bertemu Hideki."

"*gasp!"* apa kau baik-baik saja?! Tidak ada yang terluka, Ame?!"

Aku melihat raut wajah Hana yang begitu mencemaskanku. Tangannya yang meraba-raba lengan dan pipiku, membuatku menyunggingkan senyumku dan menutup mataku sejenak merasakan lembutnya tangan Hana yang menyentuhku.

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang