54

82 9 1
                                    

Suasana ruang makan hening seketika. Semuanya menatap Yuriko, namun gadis itu beruntung, hampir semua murid-murid sudah ke pantai duluan. Hanya tersisa Yuriko, Haruka, dan guru-guru di sini.

Aku menatap celanaku yang penuh dengan muntahan Yuriko. Aroma nasi kare bercampur aroma asam lambung menyeruak memasuki hidungku.

"Ma-maafkan saya, Yamasaki-sama.."

Aku melihat Hana yang terdiam membeku dengan matanya yang masih melihati celana kainku yang berlumuran muntahan Yuriko.

"Ma-maafkan saya.."

Yuriko mulai menangis.

"Ma-ma-maafkan saya.."

Gawat, dia mulai menangis.

"Yu-yuriko.. tidak apa-"

Ayolah, jangan menangis! Ini bukan masalah besar.. jangan menangis..
Aduh..

"A-Apa yang kau lakukan, Yuriko!!!! Kau memuntahi celana Yamasaki-sama!!! Kau tahu Yamasaki-sama adalah pemilik sekolah ini!!!"

Aku menoleh pada Lidya, salah satu guru di sini. Ia memarahi Yuriko.

"Sekarang, bagaimana kau akan mengganti celana Yamasaki-sama!!!! Dasar kau murid bodoh!!! tidak tahu malu!!!! Seharusnya kau tidak perlu sekolah di sini!!!! Kau membuat malu nama keluargamu!!!!"

"Kau-"

Lidya sudah kelewatan memarahi Yuriko, tidak seharusnya guru berkata seperti itu pada muridnya.

"Sudahlah, Lidya. Jangan memarahinya, Yuriko tidak sengaja."

Aku memicingkan mataku pada Lidya.

"Seharusnya kau menjaga kata-katamu sebagai seorang guru. Bukannya malah menjatuhkan harga diri muridmu, guru macam apa kau ini?! Sungguh memalukan!"

Lidya menampilkan wajah terkejutnya.

"Ma-maafkan saya, Yamasaki-sama."

"Pergilah, kau sama sekali tidak membantu!"

Lidya meninggalkanku. Aku melihat Yuriko yang menangis, kusunggingkan senyumanku dan mengelus puncak kepala Yuriko.

"Tidak apa-apa, Yuriko. Kau tidak sengaja. Segera ganti pakaianmu, dan istirahatlah."

"Maafkan saya, Yamasaki-sama. Saya akan mengganti celana Anda."

"Ahaha!!! Tidak perlu..! Celana ini memang sudah waktunya dicuci, aku ingin sekali mengotori celana ini. Tapi kau membantuku.. terima kasih.."

"Yuriko, ayo ganti pakaianmu.."

Hana tersenyum dan merangkul Yuriko. Yuriko mengangguk dan berdiri dari kursinya.

"Yamasaki-sama.. maafkan sahabat saya, dia memuntahi celana Anda.."

Haruka membungkukkan tubuhnya.

"Tidak apa-apa, Haruka. Yuriko tidak sengaja.."

"Tolong, jangan keluarkan Yuriko dari sekolah. Dia sahabat terbaik yang saya punya."

"Untuk apa aku mengeluarkan Yuriko? Dia tidak sengaja. Dan ini bukan masalah besar.."

"Arigato, Yamasaki-sama. Saya akan merawat Yuriko."

Aku mengangguk.

Baiklah.. bagaimana denganku? Celanaku yang penuh muntahan? Anna sedang di pantai pula.

"Biar saya bantu, Yamasaki-sama." tawar Touka kepadaku dengan wajah paniknya.

"Daijoubu, saya bisa sendiri.."

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang