10

798 88 0
                                    

"Di..dingin.."

Aku membuka mataku perlahan saat aku merasakan angin dingin menerpa lenganku yang tidak tertutup selimut.

"Eh?"

Aku mengucek mataku pelan, melihat jendela kamarku yang terbuka. Angin malam meniup gordenku lumayan keras.

"Perasaan, aku sudah menutup jendelanya."

Aku berjalan ke arah jendelaku, dan menutupnya.

"Pantas saja, dingin."

Aku kembali menaiki kasurku, dan hendak kembali menuju alam mimpiku.

Snif..sniff..

Parfum laki-laki?
Siapa yang malam-malam menyemprotkan parfum laki-laki?

Tidak salah lagi, ini aroma parfum maskulin!
Tapi aku suka wanginya.

Aroma..
Entahlah, Woods mungkin?

Aku tidak sengaja menoleh ke arah pojok kamarku yang gelap.

DEG!

Seseorang berdiri di pojok kamarku yang gelap.

"Si..siapa, kau?"

Sosok itu masih berdiri mematung di pojok ruanganku. Jantungku berdegup sangat kencang, napasku serasa tercekat melihat sosok tinggi tegap berdiri di gelapnya pojok kamarku. Serasa kegelapan meliputi tubuh sosok itu dengan menyeramkan.

Mataku masih menatap sosok itu, sampai sosok itu berjalan mendekatiku keluar dari kegelapan.

"Ja-jangan mendekat!"

Dia tidak mendengarkan aku. Dia tetap berjalan kearahku.
Tolong jangan bunuh aku.

Sinar bulan seakan-akan menunjukkan sosok itu dengan jelas.

Pria dengan topeng kabuki.
Pria yang kemarin siang memelukku.
Pria mesum!

"A-anata?!"

Aku meremas selimutku.

"Mau apa kau di kamarku!!"

Sosok itu masih diam.

"Bagaimana kau bisa masuk ke dalam rumahku!!!!"

Masih diam.
Apa dia tuli?!

"Kau mau mencuri barang-barang di rumahku?!"

Topeng kabuki yang dia pakai masih melihatiku.

"Katakan padaku, apa maumu!!!! Berapa barang yang sudah kau curi!!"

"Hana.."

Dia memanggil namaku?

"Da-dari mana kau tahu namaku?"

"Hana.."

Dia semakin mendekat.

"Ja-jangan mendekat kemari!"
Aku melempar bantal di sebelahku ke arah pria itu. Pria itu malah menangkap bantalku dan membawanya.

Dia semakin berjalan ke arahku.

Aku menarik selimutku hingga menutupi kepalaku. Aku terduduk sambil memeluk kedua lututku. Tubuhku gemetaran, aku sangat takut. Percuma berteriak, sekarang sudah pukul 22.30. Tidak akan ada yang mendengarkan teriakkanku.

Aku merasakan permukaan kasurku menurun. Kuberanikan diri membuka selimutku, melihat apa yang dilakukan pria ini.

Pelan..pelan..
Aku membuka selimutku perlahan..

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang