12

652 57 0
                                    

AME

Kusunggingkan senyumanku melihat Hana yang melambaikan tangannya padaku. Hatiku berbunga-bunga melihat senyuman gadis yang sangat aku sukai. Senyum manisnya kepadaku, entah seketika membuatku menghangat. Dia berbalik saat temannya menepuk pundaknya untuk mengajaknya duduk di kursi kereta. Aku melepas topengku, dan menyisir rambutku ke belakang dengan jariku. Aku mengambil ponselku, dan mengirimkan pesan kepada Sean, sekretarisku.

"Aku ke kantor sekarang"

Aku kembali ke mobilku, dan mulai menuju kantor.

"Ohayogozaimasu, Yamasaki-sama."

"Ohayo, Sean."

Aku merapikan dasiku yang sedikit melonggar dan merapikan jas biru tua yang kupakai.

"Tolong, bacakan jadwalku hari ini."

"Hai, Yamasaki-sama."

Sean tersenyum padaku, dan membuka map hitamnya.

"Hari ini tidak ada jadwal yang penting, ada beberapa dokumen yang harus Anda tandatangani."

"Oh? Tumpukan map yang sudah kau taruh di mejaku kemarin?"

"Anda terlalu berlebihan, sudah setengah map yang sudah Anda tandatangani."

Aku terkekeh.

"Aku tahu.. apalagi?"

"Uhm.. oh! Saya ingat, pukul 10 akan ada perusahaan dari Kanada yang ingin memulai rapat kerjasama dengan perusahaan ini.."

"Rapat?"

"Iya, Rapat."

Aku tidak bisa mengunjungi Hanaku..

"Bisa diundur?"

"Tidak bisa, Pak. Anda sendiri yang bilang setuju."

Aku memejamkan mataku, mengapa aku bisa lupa! Jam 10 waktu makan siang Hana! Baiklah, tidak apa-apa. Hana.. gomen..

"Baiklah.. siapkan semuanya.."

"Hai, Yamasaki-sama."

Aku menghela napasku pelan, dan masuk ke dalam lift diikuti Sean.

"Anda daritadi senyum-senyum sendiri. Ada yang membuat hati Anda bahagia, Pak?"

"Kau tahu, tadi pagi aku bertemu bidadari."

"Bidadari?"

"Ya, dia sangat cantik!"

"Wow.. apa lebih cantik dari pegawai wanita di sini?"

"Jauh.. dia jauh lebih cantik daripada wanita-wanita di sini. Ah, aku tidak bisa melupakan gigi gingsulnya yang menggemaskan."

"Saya rasa, ada yang sedang jatuh cinta di kantor ini. Ternyata CEO di kantor ini."

Sean tersenyum jahil. Aku langsung meninju pelan lengannya, dan terkekeh.

"Apa-apaan kau!"

"Pak, kalau Anda suka seseorang. Kejarlah dia, jangan sampai orang lain yang memilikinya."

Pintu lift terbuka. Aku langsung keluar dari pintu lift diikuti Sean di belakangku.

"Tidak ada yang boleh memilikinya selain aku! Dia milikku! Dan akan menjadi milikku selamanya!"

Aku langsung membuka pintu ruanganku meninggalkan Sean sendirian di luar pintu ruanganku.

Kurebahkan diriku di kursiku, dan langsung mengambil sisa map yang harus kutandatangani. Semua berisi persetujuan kerjasama dan kegiatan kantor. Aku mengambil bolpoinku, dan langsung membaca isi surat-surat di dalam map itu.

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang