8

846 78 0
                                    

HANA
13.00 pm

"Hasegawa-sensei!!"

Takami berlari ke arah bangku kantinku.

"Takami.. hai.." aku menyunggingkan senyumku pada Takami sambil menyodorkan sebungkus onigiri padanya.

"Mau Onigiri?" tawarku.

"Arigato, sensei.."

Takami mengambil onigiri yang kutawarkan, dan membukanya.

"Ayam mayonaise?"

Aku mengangguk.

"Ibu tahu saja favorit saya.."

"Hontoni?"

Takami mengangguk bersemangat.
Aku tersenyum.

"Oh iya, Bu.."

"Hm?"

"Saya ingin memberitahu ibu sesuatu. Saya jamin, ibu pasti akan kaget!"

"Apa itu?"

"Begini, sensei.."

Takami memajukan tubuhnya. Iris mata violetnya menatap lekat-lekat iris hazel milikku.

"Saya bertemu dengan pangeran itu lagi!"

"Pangeran? Siapa pangeran?"

"Tck! Masa ibu tidak tahu! Pangeran yang selalu mencari ibu di kelas!"

Aku terkekeh.

"Jangan mengada-ada, kamu.."

"Hasegawa-sensei! Saya serius!! Saya tidak mengada-ada sama sekali.. saya melihatnya! Dia sangat tampan! Saya bisa melihat iris matanya yang seketika memabukkan saya.. ah.. dia bagaikan dewa Yunani, Bu.."

Takami menggenggam tanganku sambil mendongak ke atas membayangkan tampannya pria itu. Aku menaikkan sebelah alisku dan menatap murid didepanku ini dengan tatapan bingung.

"Kau tahu namanya?"

Takami membuka matanya, dan menoleh ke arahku. Ia menghela napas kesal.

"Itu dia, masalahnya.. saya sudah menanyakan namanya. Malahan dia menempatkan jari telunjuknya di depan bibir seksinya. Dia tidak mau menyebutkan namanya. Yang jelas, Bu. Dia memiliki bibir tipis berwarna pink dan se..seksi..."

Takami mulai menggigit bibir bawahnya sensual. Aku menyentil dahi Takami pelan.

"Jangan memperlihatkan wajah itu, Takami! Tidak baik!"

"Maaf, Bu.. tapi sungguh pria itu memiliki bibir yang seksi!"

Aku memutar bola mataku jengah.

"Dan saya yakin, Bu. Pria tampan itu pasti sedang mencari ibu. Dia selalu berdiri di depan jendela kelas setiap kali jam ibu mengajar."

Aku mulai kesal, aku menghela napas kasar dan berdiri dari bangkuku. Takami melongo melihatku yang tiba-tiba berdiri menjulanginya.

"Sudahlah, Takami. Berhari-hari saya mendapat cerita tentang pria misterius itu dari banyak murid termasuk kamu! Saya capek mendengar cerita tentang pria misterius itu lagi!"

Takami mulai terdiam.

"Ini bukan pertama kali, kedua kali saya mendapat berita seperti ini! Tapi berkali-kali, Takami! Saya capek.. kalau memang pria itu mencari saya, mengapa dia tidak menemui saya?! Bukannya malah berdiri tidak jelas di depan kelas saat saya mengajar." tambahku berusaha menahan emosiku. Gadis ini hanya menyampaikan apa yang dia lihat. Tidak baik juga kalau aku membentaknya. Aku menutup mataku dan menghela napas pelan.

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang