58

131 15 3
                                    

"Hana-chan.. ohayo.."

Aku menoleh ke arah Mina dan tersenyum.

"Ohayo, Mina-chan."

"Baru dari supermarket?"

"Iya, aku baru saja membeli bahan makanan. Kau sendiri?"

"Aku ingin ke cafe dengan pacarku. Dia sepertinya sudah menunggu di cafe."

Aku tersenyum.

"Baiklah, semoga harimu menyenangkan."

"Hana-chan.."

"Nani?"

"Selamat hari Sabtu.."

"Arigato, Mina-chan. Selamat hari Sabtu juga.."

Aku melihat Mina berbalik dan berjalan menuju cafe seberang. Ia tampak cantik dengan balutan dress pendek berwarna merah muda dengan sepatu hak putihnya dan make up asian babygirlnya.

Aku menghela napas pelan dan hendak berbalik masuk ke rumahku.
Tiba-tiba, aku merasakan seseorang mengambil pelan kantung belanja yang kubawa. Sontak aku menoleh ke arah seseorang itu.

"Ame?"

Ame melihatku. Senyum berlesung pipinya ia sunggingkan kepadaku.

"Mengapa tidak mengabariku kalau kau ke Supermarket. Kau jadi membawa belanjaan yang berat."

Aku tersenyum.

"Tidak apa-apa, Ame.. aku bisa membawanya."

"Biar kubawakan semuanya."

"Ame! Tidak per-"

"Aku tidak menerima penolakan, Hana.."

"Ah, baiklah-baiklah.."

Aku mempersilakan Ame masuk ke dalam rumahku.

"Kau sudah sarapan, sayang?"

"Aku hanya sarapan sereal."

"Sereal?"

"Hm hm.. aku ingin makan masakanmu."

"Oh, Ame.. baiklah-baiklah. Kau mau omurice?"

"Boleh.."

Aku tersenyum dan berbalik ke dapurku.
Kuambil semua bahan-bahan masakan di dapur, dan mulai membuat sarapan untuk Ame.

Sebuah tangan besar melingkar di perutku dan kecupan di leherku.

"Ame, aku tidak bisa memasak kalau kau seperti ini.."

Aku berusaha melepaskan pelukkan Ame.
Namun Ame semakin memelukku.

Aku berbalik dan menatap kedua manik mata Ame.

"Sekarang apa?"

Ame langsung mencium bibirku dan membawaku ke dalam pelukkannya. Kukalungkan kedua tanganku pada bahu Ame dan menikmati ciumannya.

Ciuman yang lembut dan tidak menuntut yang selalu menjadi candu tersendiri bagiku, aku sunggu menyukai ciuman Ame.

Aku dan Ame saling melepaskan ciuman kami.

Namun ada yang berbeda dari wajah Ame.

"Ame.."

"Hm?"

"Kau pucat.."

"Pucat?"

Aku mengangguk. Kupegang dahi Ame dengan punggung tanganku.
Panas sekali.

"Kau panas, Ame."

"Aku baik-baik saja, Hana."

"Tidak, kau tidak baik-baik saja."

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang