AME
Apa yang aku harapkan, tidak berjalan sesuai dengan harapanku. Keuangan semakin menurun, dan sangat berantakan.
Ini sudah enam bulan keuangan perusahaan semakin turun.
Semuanya kacau, berantakan. Bahkan keuangan menurun sampai 50 persen. Ini gila, mengapa semua jadi seperti ini?! Aku memandangi komputerku dan melihat keuangan perusahaanku yang berantakan tidak karuan. Aku mulai stress, emosi memuncak di dalam diriku.
Bahkan, Hana kekasihku sudah jarang kuhubungi saking sibuknya aku menangani keuangan perusahaanku yang melemah drastis. Aku siap bila Hana akan memutuskanku, ini memang salahku.
Aku melirik melihat Sean yang duduk lemas di sofaku sambil memangku laptopnya yang juga menampilkan keuangan yang berantakan.
Aku berjalan ke arah kotak obatku, dan mencari sesuatu di dalam kotak obat itu.
"Apa Anda mau minum obat penenang, Pak?"
Aku memicingkan mataku pada Sean.
"Bukan urusanmu,"
"Jangan, Pak."
Sean menghampiriku dan langsung mengambil obat penenang dari tanganku.
"Berikan obatku, Sean!"
"Ini tidak akan membantu Anda, Pak. Ada saya, saya akan membantu Anda dengan semua kemampuan saya."
Aku terdiam.
"Aku ingin mencari udara segar di luar."
"Biar saya antar, Pak."
Sean membukakan pintu ruanganku, dan kami berdua turun ke lobby.
"Selamat siang, Yamasaki-sama." sapa Dianne padaku.
"Selamat siang, Dianne. Kalung yang bagus.."
"Ah, terima kasih, Yamasaki-sama. Ini ruby asli."
Ruby? Harganya tidak main-main. Dari mana Dianne mendapatkan kalung Ruby itu?
"Hadiah dari kekasihmu?"
"Hadiah? Haha! Kekasih saya saja tidak mampu membeli kalung ini, Pak. Saya membelinya sendiri.."
"Sungguh cantik."
Aku melewati Dianne dan memutuskan keluar dari gedung perusahaan.
"Pak, kalung ruby itu tidak main-main harganya."
"Aku tahu, harga kalung itu sekitar 3200 yen, ibuku juga punya, hadiah ulang tahun pernikahan dari ayahku. Dan kalung yang dipakai Dianne memang asli."
"Dari mana dia dapat uang sebanyak itu? Dibelikan kalung kekasihnya saja tidak. Dianne pernah mengatakan kepada saya jumlah gajinya. Gaji Dianne 400 yen."
"Aku tahu, aku yang menransfer gajinya."
Sebuah mobil sport berwarna merah melintas melewatiku. Namun masih lebih mewah mobil sport milikku.
"Ji-jiro?" pekikku pelan.
"Pak, sejak kapan dia memiliki mobil sport? Bukannya setiap kemari dia mengendarai mobil lamanya?"
"Aku-aku tidak tahu.. tapi ini aneh."
Aku melihat Jiro keluar dari mobilnya dan membungkukkan badannya padaku.
"Konnichiwa, Yamasaki-sama. Semoga hari-hari Anda menyenangkan."
"Ah, saya juga turut sedih dengan menurunnya keuangan perusahaan ini. Semoga kembali stabil seperti sedia kala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Man in Kabuki Mask
RandomSeseorang sedang mengikutiku... Tidak, aku tidak aman di sini.. Seseorang, tolong aku.. -Hasegawa Hana- ~~ Kemanapun kau pergi, aku akan selalu mengikutimu.. Karena kau, MILIKKU dan akan tetap selamanya menjadi MILIKKU. -Yamasaki Ame-