53

90 9 1
                                    

"Mau ramen, Hana?" tawar Yuri kepadaku.

"Arigato.."

Aku mengaduk ramen itu, dan memakannya sedikit.

"Shimazaki-san!" kulambaikan tanganku pada Yuriko yang menghampiriku.

"Ohayo, Hasegawa-sensei, Batsubami-sensei."

"Ohayo.." jawabku dan Yuri.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?"

Yuriko mengangguk dan tersenyum.

"Mau ramen? Saya membuatnya barusan.."

"Arigato, Batsubami-sensei."

"Mau yang pedas?"

"Saya tidak suka pedas.."

"Ahaha.. sou desu.."

Yuriko mencium ramen itu sejenak, kemudian mengaduknya perlahan. Aku melihat Yuriko sempat susah payah menelan ludahnya. Apa dengannya?

"Kau selapar itu, Yuriko?"

"A-ah, iya.. saya.. lapar sekali.."

Aku memegang pundak Yuriko.

"Kalau begitu, makanlah.. saya juga lapar sekali.."

Yuriko mengangguk, dan mulai melahap ramennya.

"Ah, Muramasa-san!"

Aku melambaikan tanganku pada kekasih Yuriko, Muramasa Noah.

"Ohayo, Hasegawa-sensei, Batsubami-sensei.."

Noah duduk di sebelah Yuriko dan mengambil ramen Yuriko.

"Eh.. biar saya buatkan, Muramasa-san!"

"Tidak perlu, Batsubami-sensei. Saya juga sudah kenyang."

"Hei, kau baru makan 5 sendok. Bagaimana kau bisa kenyang?"

"Hana-sensei benar, kubuatkan ramen lagi. Kau harus sarapan.."

"Tidak apa-apa.. saya.. ugh!! Ugh..!"

"Yuriko! Daijoubu?"

Noah memegang pundak Yuriko.

"Ugh..!"

Aku langsung berdiri dan mengajak Yuriko keluar dari ruang makan menuju toilet terdekat. Sekali lagi seperti kemarin, Yuriko mengeluarkan isi perutnya.

"Sudah merasa baikan?"

Yuriko mengangguk.

"Kemarin, kau juga muntah.."

Aku memegang dahi Yuriko. Tidak panas..

"Saya hanya masuk angin, Hasegawa-sensei. Anda tenang saja."

Yuriko membersihkan mulutnya dengan tisyu, dan berdiri keluar dari toilet. Tampak Noah ternyata sudah berdiri di luar pintu toilet dengan perasaan khawatirnya.

"Yuriko, daijoubudesuka?"

Yuriko mengangguk pelan.

"Kemungkinan, Yuriko masuk angin. Dia harus sarapan, Noah."

"Baik, Hasegawa-sensei.. arigato."

Aku melihat sepasang kekasih itu melewatiku sambil Noah merangkul pundak Yuriko dan berusaha menenangkan gadis itu.

Aku berjalan kembali menuju ruang makan, dan melanjutkan melahap ramenku. Ah, mienya sudah sedikit mengembang.

"Seharusnya kau cepat menghabiskan ramenmu sebelum mienya mengembang." kata Yuri.

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang