16

398 41 0
                                    

"Silakan masuk.."

Ame mengangguk dan mengikutiku masuk ke dalam rumah.

"Duduklah dulu, aku mau mengganti bajuku."

Aku meninggalkan Ame yang sedang duduk di sofa sambil melihatiku.

"Ada apa, Ame?"

Ame menggeleng pelan, dan mengeluarkan ponselnya. Aku tersenyum naik menuju kamarku.

Kuambil kaos oblong dan celana pendekku kemudian, aku melepas satu per satu pakaianku dan memakai pakaian gantiku. Hm, hari ini Ame kumasakkan apa ya?

Curry Rice saja. Dia pasti suka, yap. Ayo segera masak, jangan membuat Ame menunggu lama. Dia pasti sangat lapar.

"Baiklah Ame, menu makan malam hari ini Curry Rice. Bagaimana menurutmu?"

"Aku suka Curry Rice."

"Wah! Yokatta! Aku juga suka Curry Rice, baiklah. Kau tunggu di situ, akan kumasakkan."

Aku mengambil bahan-bahan memasak Curry Rice dari dalam kulkas.

"Boleh aku membantumu, Hana?"

"Terima kasih, Ame. Tidak perlu, kau duduk saja."

Ame hanya diam sambil melihatiku mulai memotong-motong sayuran.

"Ittai.."

Aku tidak sengaja mengiris jariku sendiri. Darah mengucur dari jari telunjukku, ini sangat perih. Tiba-tiba, aku merasakan seseorang berdiri di belakangku. Perlahan, kutolehkan kepalaku ke belakang dan melihat siapa yang berdiri di belakangku.

HIYY!

Ame dengan tubuhnya yang tegap dan tinggi, berdiri menjulangiku. Tubuhnya menghalangi cahaya lampu sehingga ia terlihat seperti monster di kegelapan. Sorot mata hijau zamrudnya menatap mataku lekat. Aku bergidik dan mencoba menyunggingkan senyumanku.

"Aku tidak sengaja mengiris tanganku."

Ame melihat darah yang menetes di kayu untuk alas memotong sayuran.

"Kemari.."

Ame menggandeng tanganku, dan membawaku ke kursi makan. Dia langsung mengambil kotak obat di atas nakas. Dengan telaten, Ame mengobati jariku perlahan ia membersihkan darah dari jariku, dan meneteskan obat merah. Rasa perih seakan-akan menjalar ke seluruh tubuhku. Ini sangat perih! Lalu Ame mengambil plester, dan menutup lukaku. Lukaku tertutup sempurna. Ame menggenggam tanganku.

"Biar aku yang memasak makan malamnya."

"Go-gomen, Ame."

Aku menundukkan kepalaku namun Ame menahannya dengan memegang daguku. Ia tersenyum.

"Daijoubu.."

Ame berdiri dari kursinya, ia melepas jasnya dan melonggarkan dasinya.

Napasku sesak! Dia seksi sekali!
Tubuhnya yang tinggi dan tegap. Ame menggulung lengan kemejanya sampai sikut sehingga kemeja mencetak lengan atasnya yang berotot. Aku menelan ludahku susah payah. Dia menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya yang panjang. Pipiku memanas, aku memalingkan wajahku.

Ame menuju dapur, dan mengambil celemek lain di atas meja dapur. Itu celemek milik Kak Himawari. Ia memakainya dan membersihkan bekas darahku di atas alas memotong.
Ame sangat terampil dalam memasak. Ia melanjutkan memotong semua sayuran yang belum kupotong, dan juga dada ayam yang masih tergeletak di atas meja dapur. Aku menyunggingkan senyumanku melihat Ame yang sedang sibuk memasak makan malam.

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang