45

126 13 1
                                    

AME

DEG!

Jantungku lagi-lagi berdegup kencang, bisa kupastikan kemejaku basah terkena keringat dingin yang mengucuri punggungku. Kepalaku kembali pusing, perutku terasa sangat mual. Aku berusaha menormalkan detak jantungku.

"Aku sudah memeriksa nota pembelanjaan, dan kucocokkan dengan laporan keuangannya. Hm.. besar sekali pelaku mengorupsi uang perusahaanmu! Pelaku melakukannya dengan cara yang halus namun bisa menghancurkanmu secara perlahan. Such a bastard.."

Kak Himawari menggeleng pelan, dan memijat pangkal hidungnya.

Kak Himawari menepuk pelan pundakku.

"Tenang saja, Ame. Setelah ini, kau akan menemukan cecunguk itu. Tahan emosimu, okay? Perusahaanmu akan baik-baik saja. Masih bisa diselamatkan, semoga hatimu yang manis itulah yang akan menyelamatkanmu."

Kak Himawari melewatiku menuju lift. Aku mengikuti Kak Himawari masuk ke dalam lift.

"Kak.."

"Ya?"

"A-arigato.."

Aku melihat Kak Himawari menyunggingkan senyuman manisnya, persis seperti senyuman milik Hana.

"Doitashimashite.."

Aku melihat Kak Himawari menaiki mobilnya, dan mengendarainya. Kurasakan Hana menggenggam tanganku dan mengelus lenganku.

"Kau harus istirahat."

Aku menoleh kepada Hana dan mengangguk pelan.

Aku dan Hana masuk ke dalam mobilku. Namun Hana memilih untuk duduk di kursi supir.

"Kau.. bisa menyetir?"

"Kau meremehkanku ya?"

Hana terkekeh. Perlahan, Hana mendekatiku. Iris matanya yang indah bertemu denga iris mataku. Aroma bunga sakura yang harum tercium dari tubuhnya. Jantung berdegup kencang seketika, aku berusaha menormalkan napasku sambil masih menatap iris mata Hana.

"Seatbelt.."

Eh?

Aku melihat seatbeltku sudah terpasang sempurna pada dadaku.

"Ah! Iya! Se-seatbelt!"

Hana tersenyum dan menyalakan mesin mobilku, perlahan mobilku berjalan mundur dengan mulus dan turun ke jalan raya. Dengan santainya, Hana mengendarai mobilku sambil jarinya mengetuk pelan kemudi, bibirnya menggumamkan sebuah lagu. Ini pertama kalinya aku melihat Hana mengendarai mobil. Dia sangat cantik saat sedang fokus melihat jalan raya. Tangannya yang mulus memutar kemudi mobilku.

Akhirnya, kami sampai di mansionku.
Aku segera turun dari mobilku begitu juga Hana. Kepalaku masih sangat pusing, pandanganku masih sedikit berkunang-kunang membuatku hampir terjatuh, namun dengan sigap Hana memegang lenganku.

"Ame! Kau baik-baik saja?"

Aku mengangguk pelan.

"Masih pusing.."

"Ayo, kau harus segera istirahat."

Hana membawaku ke kamarku.

"Ganti pakaianmu, Ame. Kau tidak akan nyaman tidur dengan kemeja kantormu."

Aku mengangguk pelan. Hana menutup pintu kamarku.

Aku mulai membuka vestku, kemudian kemeja, dan celanaku. Aku langsung memakai baju santaiku dan membereskan baju kerjaku. Perlahan, aku berjalan ke arah jendela dan melihat pemandangan kota Akihabara yang masih ramai. Kuhela napasku pelan, dan kutempelkan tangan kananku pada jendela raksasa kamarku. Sidik jariku tertempel pada kaca jendelaku. Kutatap nanar pemandangan kota itu, dan menuntup mataku berusaha meredam segala emosi di dalam diriku. Ingin sekali aku menyumpahi siapapun yang berbuat curang terhadap perusahaanku. Namun belum saatnya, misiku belum selesai. Aku harus menemukan siapa pelaku dari menurunnya keuangan perusahaanku. Akan kupastikan, dia akan hidup penuh dengan mimpi buruk! Kau berurusan dengan orang yang salah, keparat sialan!

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang