50

130 13 2
                                    

Lo-London?

"Tinggal di London..?"

"Iya.. tinggal di London, kalau kau terpaksa harus menutup perusahaanmu."

"Aku tidak bisa, kakek.."

"Mengapa? Lihat, keuangan perusahaanmu sudah menurun 60%! Lebih dari setengah persen malahan!"

"Kau menunggu keajaiban datang padamu? Perusahaanmu itu sangat susah untuk dipulihkan! Pegawaimu sudah gila dalam korupsi! Tutup perusahaanmu, dan kembalilah ke London. Aku punya pekerjaan lain untukmu yang lebih bagus dari pekerjaan yang kau tekuni sekarang."

Aku hanya diam. Rasa bimbang mulai mengisi perasaanku, aku sangat bingung harus bagaimana. Antara aku harus tetap tinggal di sini dengan perusahaanku yang mengerikan seperti ini, atau aku harus menutup perusahaanku, tinggal dengan kakekku di London,

Dan meninggalkan Hana.
Tidak.. aku tidak bisa meninggalkan Hana.. aku sangat mencintainya!

Tapi, di lain sisi. Aku merasa, aku tidak mampu mempertahankan perusahaan ini, apalagi memulihkan perusahaan ini. Perusahaan ini terlalu kacau dan berantakan.

Aku menatap tajam pemandangan kota Akihabara.

"Tidak, kakek.. aku akan tetap di sini. Aku tidak akan lari dari tanggung jawabku! Mau sehancur apapun perusahaanku, aku yang akan membangkitkannya lagi! Aku bukan pengecut! Aku sendiri yang akan memulihkan perusahaan ini dengan semua kekuatanku! Kakek boleh mengajak Anna untuk tinggal denganmu dan Nenek, tapi aku akan di sini membawa perusahaanku kembali di puncak!"

Hening..
Eh?
A-apa kakek marah padaku?

"Aku bangga padamu, Ame. Sifat ayahmu yang pantang menyerah itu menurun ke dalam dirimu. Baiklah, kalau itu pilihanmu. Semoga kemurnian hatimu yang akan membantumu."

Aku tersenyum.

"Terima kasih, kakek.."

Aku mematikan sambungan teleponku, dan berbalik menuju kursiku.

TOK! TOK!

"Masuk.."

Aku melihat Sean dengan senyumannya. Sean membungkukkan badannya sejenak.

"Ada apa, Sean?"

"Perusahaan dari New York ingin menemui Anda."

"Perusahaan New York?"

Sean mengangguk.

"Saya yakin, Anda sangat mengenal orang itu."

Aku berpikir sejenak mengingat-ingat siapa si Perusahaan New York itu.

Ma-masaka...

Tuan Johann McGrath?

"Tu..Tuan Johann.."

Sean mengangguk.

Aku berdiri dari kursiku.

"Bawa mereka masuk ke ruanganku."

Jantungku berdegup kencang saat mendengar nama Tuan Johann. Tuan Johann adalah CEO dari perusahaan Property sama denganku. Namun perusahaan Tuan Johann lebih dulu berdiri daripada perusahaan ayah. Dan perusahaan Tuan Johann-lah yang menjadi inspirasiku untuk terus berjuang mengembangkan perusahaan ayah. Aku sangat mengagumi Tuan Johann, sikap ramahnya, dan yang terpenting adalah sikap gigihnya yang membuatku terkagum sampai sekarang.

Aku berlari keluar ruanganku, melihat Tuan Johann baru saja keluar dari lift. Tanganku gemetar, keringat dingin mengucuri pelipisku. Apakah ini mimpi? Tuan Johann datang ke perusahaanku? Bahkan perusahaanku yang hampir bangkrut ini?

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang