38

117 16 2
                                    

AME

Sudah 5 bulan aku dan Hana berpacaran, semakin kesini Hana menjadi wanita yang lembut dan perhatian padaku. Entah, keberuntungan apa yang sedang mendatangiku sehingga aku bisa memiliki kekasih seperti Hana. Hampir setiap hari juga, Hana membuatkanku bekal makan siang kalau aku tidak bisa ke sekolah menemaninya makan siang. Bekal dari Hana yang selalu menjadi makanan favoritku.

Kupandangi kotak makan berwarna biru muda di seberang mejaku. Itu bekal buatan Hana. Aku penasaran, apa yang dimasakkan Hana untukku. Ingin sekali kubuka kotak bekal itu dan menyantap isinya. Uh.. perutku sudah keroncongan, tapi jam makan siang masih 15 menit lagi. Ayolah.. cepatlah!

TOK! TOK! TOK!

Aku menoleh ke arah pintu ruanganku yang diketuk. Itu pasti Sean.

"Masuklah, Sean."

C-Klek!

"Konnichiwa, Yamasaki-sama."

Aku menaikkan salah satu alisku.

"Dianne?"

"Ini coklat panas yang Anda pesan."

"Di mana Sean?"

"Dia sedang ke toilet, perutnya sakit."

Aku menghela napasku pelan. Pasti habis makan ramen ekstra pedas level 10 lagi. Sudah kubilang jangan makan ramen itu, tetap saja bebal!

"Terima kasih, Dianne. Kau taruh di sebelah kotak bekal itu saja."

"Hai, Yamasaki-sama.."

"Oh iya, Dianne.."

"Ada apa, Pak?"

"Bagaimana dengan keuangan perusahaan? Semuanya aman 'kan? Uang-uang pembayaran yang di transfer perusahaan dari Singapore dan Malaysia? Seingat saya, mereka menransfer uang untuk menyewa beberapa gedung milik perusahaan kita. Hm.. biar saya ingat-ingat, perusahaan Singapore menyewa 2 gedung berlantai 15 dan Malaysia menyewa 5 bangunan hotel. Apa sudah kau urus semua transaksinya?"

Aku memutar-mutar bolpoinku dengan jariku.

"Sudah, Pak."

"Bagaimana dengan Jiro? Dia akuntan yang mengurusi transaksi seperti ini 'kan?"

Dianne menyunggingkan senyumannya.

"Semua sudah Jiro urus, Pak. Anda tenang saja.."

Aku mengangguk paham.

"Okei, kembali ke ruanganmu."

Dianne membungkukkan badannya, dan meninggalkan ruanganku.

Tunggu..

Mengapa perasaanku tidak enak?
Ah, hanya perasaanku saja.

Aku melihat ke arah jam dinding. Yatta! Sudah jam makan siang! Aku beranjak dari kursiku, dan mengambil bekal Hana juga coklat panasku.

Tuan dan nyonya, mari kita lihat bekal apa yang kekasihku buatkan untukku! Anda sudah tidak sabar? Sama, saya juga! Mari kita buka penutup bekalnya..

Ichi.. Ni.. San..

Onigiri!!!
Wuooh!!! Sudah lama sekali aku tidak makan onigiri!
Aromanyaa.. bisakah kalian mencium aroma lezat ini?

Oh.. kalian pembaca, mana bisa kalian menyium aroma selezat ini! Baiklah, kalian bayangkan saja.

Oh, aku harus mencuci tanganku dulu.
Aku bersumpah akan mencari dan membunuh siapapun yang mengambil onigiriku!
Di ruangan ini hanya ada aku. Tidak mungkin ada yang mengambil onigiriku! Hanya aku yang akan menikmati bekal buatan Hana!

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang