31

226 20 3
                                    

"Ayo masuk, Hana."

Aku melangkahkan kakiku masuk ke kamar Ame. Wangi lembut dan maskulin memasuki rongga hidungku, sangat nyaman. Aku duduk di pinggir kasur Ame sambil memeluk bantal di sebelahku.

"Di mana pintu rahasianya?"

"Follow me.."

Ame membawaku ke wardrobe roomnya. Sangat mewah, lemari-lemari itu berisi kemeja-kemeja Ame dan jasnya bekerja, di tengah-tengah lemari kemeja, ada laci yang terbuka berisi dasi-dasi Ame.

"Ada apa? Mau mencari letak celana dalamku? Di lemari ujung sana. Kau boleh membukanya kalau kau mau."

BLUSH!!
Aku memukul pelan lengan Ame. Aku dan Ame tertawa.

"Iya, aku akan bakar semua celana dalammu."

"Lalu aku pakai apa?"

"Entahlah.. pakai daun saja.."

Aku dan Ame kembali menertawakan kekonyolan kami.

"Nah.. lihat ini.."

Ame menuju salah satu lemari berisi kemeja-kemejanya yang lain, ia membuka celah-celah gantungan kemeja itu. Terlihat sebuah kombinasi angka. Dengan cepat, Ame menekan kombinasi 5 angka itu dan seketika lemari itu terbuka kiri dan kanan.

Wuooaah!!! Ruangan apa ini?

"Ayo masuk."

Dengan agak cemas, aku masuk ke ruangan itu.
Aku sedikit membelalakkan mataku.

"Gaming Room?"

"Kau benaar!!! Ini ruangan rahasiaku!"

Aku mengedarkan pandanganku di dalam Gaming Room Ame. Terdapat dua komputer yang kutaksir harganya pasti sangat mahal dengan dua kursi gaming yang biasa dipakai para gamers professional, speaker, dan beberapa perlengkapan gaming yang tidak kuketahui. Selebihnya, ruangan ini sangat mewah!

"Nah, duduklah di situ. Akan kupilihkan game yang bagus, mau main di PC atau PS?"

"Aku..tidak begitu tau menau soal game.. aku ikut saja."

"Baiklah.. kita main di PC saja.."

Aku mengangguk pelan sambil kembali mengedarkan pandanganku ke seisi ruang rahasia Ame.

"Apa Anna-san tahu ruangan rahasiamu?"

"Tidak.. hanya kau yang tahu."

Ame mendekatiku dan menyentuh bibirku dengan telunjuknya.

"Jadi, ini rahasia kita.."

Aku terkekeh dan mengangguk.

Ame menuju lemari yang berisi banyak kaset game yang tertata sangat rapi.

Aku menoleh melihat lemari kaca di pojok ruangan. Lemari itu berisi piala-piala penghargaan gaming. Aku berjalan mendekati lemari kaca itu.
Hm.. ternyata kekasihku andal sekali dalam bermain game online, penghargaannya saja satu lemari penuh. Oh, di sebelahnya juga ada lemari penuh penghargaan.
Tunggu dulu..

Big Yama?

Aku membaca tulisan di salah satu penghargaan itu 'Big_Yama' aku pernah mendengar nickname itu. Di kalangan teman-temanku yang seorang gamers, Big Yama adalah musuh terberat dalam semua game online. Mereka mengaku kewalahan dalam menghadapi si Big Yama ini. Bahkan temanku, Hiroki. Dia adalah gamer andal juga dan tergabung dalam klub gamers terbaik di Akihabara. Namun bagi Hiroki, Big Yama adalah musuh terberatnya. Big Yama juga tidak pernah menunjukkan identitas aslinya, namun dia terkenal sebagai raja game online dan belum ada satupun orang yang berhasil mengalahkan Big Yama. Bahkan suami kakakku sendiri, Kak George saja mengaku tidak bisa mengalahkan Big Yama. Terparahnya lagi, Big Yama sudah mengalahkan si raja game, Little-Zero. Gamer asal Amerika Serikat, dan GuyMiroslava, gamer asal Rusia mereka berdua adalah gamer handal dan sangat hebat! Namun kalah dengan si Big Yama dalam turnamen game 5 tahun lalu. Sehingga Big Yama mendapat julukan 'Demon of Game'. Tunggu dulu, di dalam penghargaan ini tertulis nama Big Yama. Berarti..

Man in Kabuki MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang