"Yang Mulia Claude ...?"
Lucas terbelalak sempurna menyadari kondisi lelaki di depannya yang begitu mengenaskan. Sepasang manik ruby itu berkilat, menelisik lebih dalam pada jiwanya, memastikan penglihatannya pada mana kehidupan yang berada pada tubuh kurus kering kerontag itu.
Dan semuanya cocok.
Itu benar-benar Claude—atau mungkin reinkernasinya?
Ah, sudahlah! Lucas tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Ia harus cepat keluar sebelum ada yang menyadari kehadirannya. Bisa repot kalau ia harus melawan penjagaan sambil membawa Claude keluar dari sini.
Selain itu, dia butuh back up. Kondisi Claude yang sangat memprihatinkan tidak mungkin ia tangani sendiri karena ia bukan spesialis sihir penyembuhan. Tapi setidaknya, ia bisa memberikan pertolongan pertama supaya kondisi Claude membaik.
Setelah mengirimkan sinyal darurat pada Karina, Lucas menggunakan sihirnya untuk menembus sel tersebut. Rasanya begitu pengap, bau, dan ugh Lucas tidak bisa mendeskripsikan lebih lanjut bagaimana keadaan dalam sel yang begitu mengerikan. Ia yakin Athanasia akan menangis jika melihat kondisi ayahnya yang mengenaskan seperti ini.
Lucas berjongkok di sebelah Claude, memperhatikan luka dan darah yang telah mengering, tulang-tulangnya yang menonjol, dan kulit yang sangat kering. Entah sudah berapa lama Claude berada di sini, Lucas tidak yakin. Merasakan bagaimana orang ini masih bernapas saja sudah seperti keajaiban.
Lucas pun mengayunkan telunjuknya, selubung sihir keunguan pun menyelimuti tubuh lelaki di hadapannya itu. Membuatnya mengerang perlahan dan akhirnya membuka kedua matanya perlahan.
"Fiiuh, syukurlah Anda masih hidup," ucap Lucas seraya menghela napas lega.
"Ka ... mu ...," Bibir pucat itu bergerak, tapi sepasang manik biru permata itu terlihat terkejut.
Lucas tersenyum tipis. Ia menjentikkan jarinya, membuat cloning Claude yang tergeletak begitu aja di lantai. Sebisa mungkin ia menyamakan identitas cloning itu, membuat mana buatan yang terlihat serupa dengan Claude saat ini. Tidak boleh ada yang tahu kalau pria ini telah berhasil dibebaskan.
"Anda pasti tidak kenal saya, kan?" tanya Lucas dengan santai. "Yah, tidak apa sih. Ingat atau tidak, itu bukan hal penting."
Penyihir menara itu memapah tubuh lelaki di hadapannya, membuatnya sedikit meringis. Tubuh yang hanya berisi tulang nan tak bertenaga ternyata lebih berat dibanding dugaannya. Hampir saja ia terjatuh jika tidak menyeimbangkan tubuhnya.
Hingga sebuah kunang-kunang kecil menghampiri dan hinggap pada jemarinya yang tengah memapah Claude, membuat Lucas tersadar kalau itu bukanlah kunang-kunang biasa. Ia tersenyum puas, itu adalah sinyal yang dibalas oleh Karina. Bala bantuan sudah menunggunya di luar sana.
"Hm, ternyata anak itu bisa menggunakan sihir tingkat tinggi, ya? Bahkan mengirim koordinat sampai menembus dimensi penjara seperti ini. Kayaknya menyembuhkan Anda sekalipun bukan hal yang sulit baginya."
Lucas melirik Claude yang berada dalam papahannya. Sepasang manik biru permata itu menatap kosong, mimik wajahnya masih menunjukkan kesakitan yang teramat sakit.
"Haah, Anda mau di masa ini ataupun sekarang ternyata merepotkan juga ya, Yang Mulia. Enggak anak, enggak bapak, ternyata memang sama-sama merepotkan. Untung Anda tidak ingat saya," geurut Lucas sambil menjentikkan jemarinya, mengeluarkan lingkaran teleportasi yang sesuai dengan koordinat yang diberikan.
Lucas dapat merasakan bagaimana lelaki itu berusaha menggeleng. "Lu ... cas ...." lirihnya pelan, seiring dengan terpejamnya sepasang manik biru permata itu, kembali hilang kesadaran hingga membuat Lucas hampir saja terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]
RomanceApa kalian percaya akan adanya kehidupan kembali? Demi menyelamatkan tuan putri dari putaran reinkernasi, Lucas rela menyelami ruang dan waktu, bahkan mengorbankan sihirnya hanya untuk menemukan gadis itu di abad ke-22. Kegagalan di masa silam tela...