Lucas mengembuskan napas dalam-dalam, mencoba menata semua kejadian dari awal. Berdasarkan ingatan Athanasia, Anastasius telah menyerang Claude tanpa sepengetahuannya. Kemudian, Claude koma beberapa bulan lamanya hingga Athanasia frustasi dan memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri.
Hingga ledakan sihir itu terjadi dan merenggut nyawa tuan putrinya.
Lalu ... lalu apa?
Jika memang benar Claude yang ia selamatkan sekarang adalah Yang Mulia Raja Obelia, maka pengorbanan Athanasia sia-sia?
Maka apa arti kematian Athanasia saat itu, sialan!?
Tapi ... sejak kapan? Sejak kapan semuanya berjalan begitu mulus sesuai dengan keinginan musuh? Apa meninggalkan kerajaan Obelia adalah kesalahan terbesarnya waktu itu?
Ah, tidak.
Sejujurnya Lucas sama sekali tidak perduli pada nasib Kerajaan Obelia ataupun raja tidur itu. Bahkan jika saja Lucas tidak ingat betapa Athanasia mencintai setiap isi dari wilayah kerajaannya, ia bisa saja meratakan semuanya dengan tanah dalam hitungan detik.
Tapi, ini ... ada seseorang yang telah merencanakannya hingga sejauh ini, sengaja menjebak mereka semua dalam permainan waktu.
Dan sialnya lagi, mereka semua adalah bidak. Sementara seseorang di belakang layar sedang asyik menunggu waktu untuk menghancurkan semuanya.
Brengsek! Berani-beraninya dia ...!
Sepasang manik ruby itu berkilat penuh kebencian, menahan gemuruh dalam dada yang meletup-letup. Lucas benar-benar ingin membunuh penyihir gelap itu sekarang juga.
"Lucas ...?"
Suara Athanasia menyadarkan Lucas dari lamunannya. Gadis itu meringis, menatap sang penyihir dengan penuh khawatiran.
"Ekspresimu mengerikan. Kamu seperti ingin membunuh orang saja," ujar Athanasia seraya menatapnya khawatir.
"Memang. Aku ... akan membunuh dalang di balik semua ini sampai dia hancur tak bersisa. Aku pasti akan membunuhnya." Lucas menyeringai paksa. Kedua tangannya menyilang di depan dada dengan dagu yang sedikit terangkat angkuh.
Athanasia menghela napas panjang. Sejak ia menceritakan ingatannya, aura Lucas terasa begitu mengerikan, seperti menyimpan banyak dendam dan kebencian.
"Kamu yakin?" tanya Athanasia lagi. "Kita hidup di era berbeda, loh. Kalau kamu ngebunuh orang, kena pasal nanti masuk penjara."
Lucas mengerjap sesaat, syok dengan kepolosan Athanasia. Memang sejak Athanasia tumbuh di abad ini, ia sedikit berbeda dengan Athanasia yang ada di masa Obelia dulu. Biasanya ia masih memaklumi, tapi kali ini, Lucas jadi gemas sendiri.
CTAK!
"Awww!"
Satu sentilan keras mewarnai dahi Athanasia. Gadis itu meringis kesakitan sambil mengusap dahinya yang perih.
"Bodoh. Kamu pikir aku peduli dengan hal semacam itu?" sahut Lucas sambil mendengkus sebal. "Bisa-bisanya di saat genting begini kamu melawak. Aku enggak akan terbodohi dengan ucapanmu itu, ya!"
Athanasia mengembungkan pipinya sebal. "Aku cuma bilang apa adanya."
"Dan aku juga tak bercanda, Athanasia." Lucas menatap Athanasia begitu lurus. Tak ada lagi senyuman ataupun seringaian pada bibirnya. "Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri."
Athanasia kembali mengerjap, "Karena dia telah mempermainkanmu?"
"KARENA KAMU!"
Athanasia tersentak kaget. Jantungnya berdegup keras, melihat kilatan amarah pada sepasang manik ruby itu secara tiba-tiba. Jarang sekali ia melihat Lucas emosional seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]
RomanceApa kalian percaya akan adanya kehidupan kembali? Demi menyelamatkan tuan putri dari putaran reinkernasi, Lucas rela menyelami ruang dan waktu, bahkan mengorbankan sihirnya hanya untuk menemukan gadis itu di abad ke-22. Kegagalan di masa silam tela...