59. Pengorbanan

297 34 12
                                    

"Beraninya kau menyentuh putriku!"

Tanpa memedulikan siapa pemilik tubuh yang sebenarnya, sebuah kepala tinju mendarat di pipi lelaki bersurai putih itu dengan keras.

BRUKH!

Tubuh itu terpelanting hingga menghantam pada ubin lantai yang retak. Aethernitas mengerang, mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Sementara sepasang manik permata biru itu masih menelisik tajam. Menghujani musuh dihadapannya dengan tatapan mautnya.

"Papa ...?!"

Athanasia terperangah, tak lagi bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Athanasia yakin betul kalau itu adalah sosok ayahnya dari zaman lampau. Pakaian yang sama persis dengan pakaian yang selalu ia kenakan.

Dia juga ingat bagaimana Lucas menyinggung penjara dimensi kemarin. Dan ternyata, Lucas benar-benar menepati ucapannya untuk menyelamatkan ayahnya. Seharusnya Athanasia tenang, tapi di sisi lain ia justru cemas.

Bukankah seharusnya papanya ini berada dalam kondisi lemah? Kenapa sekarang ia sudah bisa menggunakan sihir?

Dan tanpa sadar ia menutup bibir ketika lelaki itu kembali menonjok Aethernitas dengan keji. Kepalan tinju yang dilingkupi sihir kemerahan itu bergerak begitu brutal, tanpa ampun, dan tanpa henti menghujani pipi dan rahang Aethernitas.

Sungguh, Athanasia bahkan ikut gemetar saat melihat kemurkaan ayahnya sendiri.

"Kamu tidak apa-apa?"

Sebuah suara seorang gadis menyadarkan Athanasia dari lamunannya. Itu Karina, wajah yang biasanya tak berekspresikan apapun, kini menatapnya dengan intens. Menyadari Athanasia yang masih syok, Karina segera mengayunkan tongkat sihirnya, menyelubungi Athanasia dengan sihir biru keunguan miliknya.

"Karina ... apa yang—"

"Ini sihir penyembuhan. Aku juga memastikan tidak ada bibit kegelapan yang tertanam di tubuhmu. Akan sangat menyusahkan kalau Lucas memaksaku lagi untuk melakukan sihir tingkat tinggi."

Athanasia mengerjap, menatap Karina dengan bingung. Ia tidak mengerti kemana arah pembicaraan Karina. Bahkan kehadirannya yang bersamaan dengan Claude pun membuatnya tak berhenti bertanya.

Sebenarnya ini ada apa? Kenapa tiba-tiba semua berhubungan tanpa ia sadari?

"Sekarang bukan saat yang tepat untuk menjelaskan. Lebih baik kamu keluar dari sini, Athanasia," ucap Karina, seolah membaca pikiran Athanasia.

"Keluar ...?" Athanasia semakin menatapnya tak percaya.

"Iya, keluar dari sini adalah cara yang terbaik untuk menyelamatkanmu. Karena aku juga tidak bisa menjamin pasti apakah Aethernitas sudah menghentikan niatnya untuk menguasai tubuhmu."

Athanasia terhenyak. "Apa maksudmu terlambat? Bukankah Aethernitas sudah terpojok sekarang!?"

Karina menarik napas panjang dan menggeleng. Diliriknya Claude yang masih sibuk menghajar Aethernitas dengan tangan yang diselimuti sihir. Memukul dan menonjok muka sang penyihir kegelapan tanpa rasa ada belas kasihan sedikit pun.

"Sesuatu yang terlihat aman dari luar ... tidak bisa menjamin apapun bagaimana ke depannya," gumam Karina. "Kami telat. Bibit kegelapan yang telah ia tanam di luar sana berhasil membunuh sebagian besar partisipan festival. Dan rawa darah itu ... aku enggak bisa menjamin seberapa besar kekuatan Aethernitas jika dia berhasil menyelesaikan ritual—"

BOOOOM!

Suara debuman yang besar memotong ucapan Karina, disertai dengan hempasan angin kencang. Karina segera menahan tangan Athanasia, mempertahankan kedudukan mereka dengan sihir pertahanan yang dimilikinya.

REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang