5. Keadaan

2.1K 278 30
                                    

"Li... I... Li... Ia... Ilia..."

Athanasia mungil tersenyum senang, menatap Lilian yang tengah mengajarinya kata-kata baru. Pipinya yang tembam seakan merona dengan kedua tangan yang bergerak-gerak tak sabar. Melihat perkembangan nona mudanya, Lilian tampak begitu bahagia.

"Wah hebat! Nona sudah bisa mengeja nama saya!"

"Benarkah?"

Lilian menoleh ke asal sumber suara, tapi buru-buru mengalihkan pandangannya. Kedua pipinya terasa panas ketika melihat Felix yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pasalnya, lelaki itu bertelanjang dada dan hanya bermodalkan handuk yang menutupi bagian bawahnya.

Lilian semakin merona.

"Felix! Pakai bajumu! Nona tidak boleh melihat hal tidak senonoh!" jerit Lilian sambil menutupi pandangan Athanasia.

"Ba?" Athanasia mengerjap ketika penglihatannya jadi gelap, tampak tidak mengerti apa-apa.

"Hah? Hal tidak senonoh?" tanya lelaki itu dengan memasang wajah tanpa dosa. "Emang aku ngelakuin apaan?"

"Pakai bajumu dulu sebelum bertemu nona!" seru Lilian sambil mengibas-ngibaskan tangan, mengusir lelaki itu dari pandangannya. "Tidak sopan!"

"Aih, iya-iya... Aku mengerti," sahut Felix sambil tersenyum nakal. "Padahal kan nona belum mengerti apa-apa. Apa jangan-jangan kamu yang masih malu melihat ketampanan suamimu, hm?"

"Felix!"

Felix tertawa renyah dan langsung memakai seragam harian. Dia bersenandung senang dan tampak semangat untuk memulai beraktivitas. Ditambah pula, sangat menyenangkan untuk menggoda istrinya itu.

Tapi lebih menyenangkan lagi melihat nona mungilnya yang menggemaskan. Felix selalu menantikan sepasang iris permata biru itu menatapnya, pipi gembul yang cabi, dan gelak tawanya yang renyah.

Keberadaan Athanasia sudah bagaikan vitamin tambahan baginya. Selalu membuatnya semangat.

"Bagaimana dengan saya, Nona?" sahut Felix tak sabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana dengan saya, Nona?" sahut Felix tak sabar. Lelaki yang sudah berpakaian lengkap itu menghampiri Athanasia dengan wajah yang begitu sumringah.

Athanasia balas menatapnya dan tersenyum menggemaskan. Diraihnya jemari telunjuk Felix yang memainkan pipi cabinya.

"Coba Nona sebut nama saya!" Felix mengejanya dengan tak sabar. "F-e-l-i-x. Fe-lix."

"Ehe... Lix... Lix...."

"Waduh... Masih kurang 'Fe'-nya, Nona...!" sahut Felix agak kecewa. Tapi detik kemudian ia mengangkat tubuh mungil itu tinggi-tinggi dan tertawa. "Tidak apa! Tidak apa! Saya tetap sayang Anda!"

Athanasia tertawa senang dan merentangkan kedua tangannya, seolah-olah ia terbang tinggi. Felix pun ikut tertawa renyah.

"Astaga, Sayang! Bagaimana kalau Nona Athanasia jatuh?"

REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang