36. Sesuatu yang Tak Pernah Berubah

621 89 22
                                    

 "Kalau aku bilang menyukaimu, apa kamu juga akan menunjukkan ekspresi bahagia yang sama, Athanasia?"

Athanasia menahan nafas sesaat, tak menduga akan mendapat pernyataan secepat ini. Masih teringat jelas di benaknya bagaimana Ijekiel menatap Athanasia dengan penuh perasaan di kehidupan sebelumnya. Meski tak pernah ada yang bilang, tapi gadis itu tahu kalau Ijekiel menyimpan rasa dan selalu menatap Lucas dengan sorot mata bersaing, menandai Lucas sebagai rivalnya untuk mendapatkan Athanasia.

Tapi Athanasia tidak pernah tahu apa yang membuat Ijekiel masih tetap menyukainya hingga detik ini. Bahkan mengapa lelaki itu sangat menginginkannya dan bahkan mendekatinya lebih agresif dibandingkan kehidupan sebelumnya? Athanasia sama sekali tidak paham.

Lalu bagaimana dengan kisah cinta antara Ijekiel dan Jenette dalam novel Lovely Princess? Athanasia menggigit bibir bawah, memikirkan kembali novel yang telah lama ia lupakan. Sebelumnya, dia memang tidak ingat bahwa kisah percintaan kedua orang itu disebutkan lebih dalam novel tersebut. Ini membuat Athanasia ragu akan suatu hal. 

Apa jangan-jangan percintaan kedua orang itu pada dasarnya tidak pernah ada?

"Kenapa kamu diam, Athanasia?" Suara Ijekiel kembali menyadarkan Athanasia. "Apakah diam itu bisa kuanggap 'iya' sebagai jawabannya?"

Kedua irisnya melebar taktala Ijekiel mempersempit jarak di antara langkah mereka. Lelaki itu tersenyum, tapi Athanasia tahu kalau itu bukan senyuman kebahagiaan. Sebaliknya, lelaki itu tengah mempersiapkan diri untuk mendengar jawabannya.

"Kamu sudah bisa menebak apa jawabanku kan, Ijekiel?" tanya Athanasia seraya melangkah mundur perlahan. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman yang begitu menyayat hati. "Aku tidak bisa."

"Aku tahu," bisik Ijekiel pelan. "Aku tahu itu, Athanasia."

Jeda sesaat sebelum senyuman Ijekiel berubah menjadi semakin sendu. Athanasia menghela nafas dan menggeleng pelan. Tidak, seharusnya memang tak ada perasaan lebih antara Ijekiel dengan dirinya. Lagipula, Athanasia tidak pernah menganggap Ijekiel sebagai lelaki yang disukainya, meski lelaki itu amat menawan dan begitu charming.

"Kenapa ...?" gumam Ijekiel parau. Lelaki itu meneguk ludah. "Kenapa tidak pernah ada kesempatan untukku, Athanasia?"

Athanasia menarik nafas panjang dan menggeleng pelan. "Karena dari awal, kamu bukan seseorang yang ditakdirkan untukku, Ijekiel."

Athanasia dapat melihat kepedihan dari sepasang mata Ijekiel. Dia tahu pasti lelaki ini akan begitu menderita. Tapi dia tidak punya pilihan lain selain mengutarakan perasaannya yang sebenarnya. Athanasia tidak ingin memperumit situasi ini lebih dalam lagi.

"Karena aku ... sudah menyukai seseorang, Ijekiel." Athanasia lagi-lagi menarik nafas panjang dan tersenyum sendu. "Aku tahu pasti akan berat untukmu, tapi jika aku tidak bilang seperti ini ... situasi ini akan semakin memberatkanku karena kamu masih mengharapkan perasaan yang sama dariku."

"Aku tahu," ulang Ijekiel dengan parau. Dia mengalihkan pandangannya. "Tanpa kamu sebut pun, aku tahu kalau dia adalah orangnya."

Athanasia meringis pelan. "Kalau kamu sudah tahu kenapa--"

"Kenapa harus dia, Athanasia?" tanya Ijekiel, memotong ucapan Athanasia. Ditatapnya kembali gadis itu dengan senyuman pahit. "Kenapa kamu begitu menyukainya ...? Bahkan dari dulu hingga sekarang ... kenapa kamu masih memilihnya, Athanasia?"

Athanasia tersentak. Dulu hingga sekarang, katanya? Athanasia tak bisa memikirkan kemungkinan lain, selain Ijekiel yang telah ingat kehidupan lalunya. Tapi kenapa lelaki itu bisa ingat? Kenapa juga perasaan itu masih ada? Ini semakin aneh. Athanasia sama sekali tak paham.

REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang