Claude de Alger Obelia menatap murka pada penyihir kaleng-kaleng yang tidak becus menyembuhkan putrinya. Sepasang iris permata birunya menatap begitu dingin, membuat penyihir itu semakin gemetar.
"A-ampuni hamba, Yang Mulia! Tolong beri hamba satu kesempatan lagi!"
"Kesempatan katamu?" Claude menatapnya tanpa belas kasihan. Kemudian dia berbalik memunggungi penyihir itu. "Beri dia hukuman mati. Potong lidahnya karena telah berbohong padaku dan penggal kepalanya karena dia telah lancang."
"A-apa!? Ya-Yang Mulia! Tolong dengarkan saya--!"
"Baik, Yang Mulia."
Dua orang ksatria segera menyeret penyihir itu dengan paksa tanpa mempedulikan teriakannya. Sementara Claude kembali menatap Athanasia dengan frustasi.
"Cari penyihir di negeri ini yang bisa menyembuhkan Athanasia! Kalau tidak ada satu pun, cari penyihir dari belahan dunia lain!"
"Baik, Yang Mulia!"
Claude menggeram kesal, sedangkan Felix hanya bisa menatap cemas. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menyembuhkan tuan putri, selain memanggil penyihir.
"Biarkan saya mencobanya, Yang Mulia,"
Di sini lah sang penyihir nomor satu muncul, dengan perawakan tubuhnya yang kecil dan sepasang iris merahnya yang membara. Bibirnya mengukir sebuah senyuman akan keyakinan. Menyadari kalau kasus tuan putri bukanlah hal sulit untuknya.
"Awas saja kalau kamu sampai gagal atau semakin menyakitinya, lehermu jaminannya."
"Baik, Yang Mulia. Saya tidak akan mengecewakan Anda."
Lucas tersenyum puas ketika Claude mengizinkannya untuk menyembuhkan Athanasia.
Sebenarnya Lucas memiliki tujuan tersendiri untuk menolong Athanasia. Penyihir itu tertarik pada mana sihir Athanasia yang spesial dan baru pertama kali ia temui di sepanjang hidupnya.
Detik itu, Lucas tidak akan pernah menyangka kalau ketertarikannya akan menjadi awal lika-liku kehidupannya untuk menyelamatkan putri itu.
.
.
.Lucas menghela nafas panjang, kembali teringat kalau kejadian serupa yang pernah terjadi saat kehadirannya pertama kali dihargai diistana. Saat Athanasia yang sekarat untuk pertama kalinya, hanya Lucas yang bisa menyembuhkannya.
Jika bukan Lucas, maka keadaan Athanasia hanya akan menyakiti orang di sekitar Athanasia, seperti Claude misalnya. Siapa sangka demi menyelamatkan gadis itu, kutukan sihir hitam Claude yang sudah lama menghilang justru kembali merusak ingatannya.
Oleh karenanya, Lucas masih memiliki penyesalan karena saat itu bukan dia yang menyembuhkan Athanasia, awal dari permasalahan gadis itu yang berimbas hingga saat ini.
Ah, sudahlah. Yang berlalu memang tak bisa kembali. Hanya menyisakan penyesalan yang mendalam.
Dan sekarang terjadi lagi.
Sambil tetap melangkah di koridor rumah sakit, Lucas kembali berpikir apa yang menyebabkan gelombang mana Athanasia semakin tidak stabil.
Kalau dulu di zamannya Claude, Athanasia mananya hampir meledakkan jantungnya karena jumlahnya yang terlalu besar.
Kalau sekarang apa? Karena serpihan mana itu? Atau gadis itu bertemu dengan pemicu lain ketika tidak ada Lucas yang mengawasinya?
Ah, Lucas tidak akan tahu jika tidak melihat langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]
RomanceApa kalian percaya akan adanya kehidupan kembali? Demi menyelamatkan tuan putri dari putaran reinkernasi, Lucas rela menyelami ruang dan waktu, bahkan mengorbankan sihirnya hanya untuk menemukan gadis itu di abad ke-22. Kegagalan di masa silam tela...