Tingtong! Tingtong! Tingtong!
Bel dipencet dengan begitu tak sabar, membuat Lilian melangkah menuruni anak tangga dengan terburu-buru.
"Iya, iya!" sahutnya sedikit kesal. "Siapa sih yang ngajak ribut pagi-pagi?"
Sebelum membukakan pintu, Lilian menyempatkan diri untuk mengintip dari balik jendela. Wanita itu terperanjat kaget melihat seorang lelaki berkepala botak dikawal oleh dua orang lelaki kekar berada di depan pintu rumahnya.
Siapa orang-orang itu? Lilian tidak ingat pernah berurusan dengan mereka.
Tingtong! Tingtong! Tingtong!
Bel kembali dimainkan dengan tak sabar, membuat Lilian semakin ingin berkata kasar pada mereka.
Cklak!
Lilian langsung mengurungkan niatnya dan memasang wajah polos dengan senyuman kaku. Pasalnya, tiga orang di hadapannya ini memiliki tampang yang menyeramkan. Jika dia asal ceplos, tamatlah riwayatnya.
"Siapa, ya?" tanya Lilian berusaha tenang.
"Hei, kamu tidak tahu siapa kami?" tanya lelaki berkepala botak dengan tampang belagu.
"Maaf, saya rasa saya tidak pernah bertemu dengan anda," jelas Lilian seraya menggeleng dan tetap mempertahankan senyumannya.
"Geng Naga Emas. Tidak ingat?"
Lilian menggeleng tegas. Meski dia tahu sekelompok geng itu, tapi Lilian tidak pernah merasa berhubungan dengan mereka.
"Hmph," si kepala botak itu menyilangkan tangan dan mengangkat kepala. "Padahal aku tahu majikanmu, pelayan rendahan."
"A-apa...!?" Lilian sedikit tersinggung. Senyumannya semakin kaku. "Saya sama sekali tidak mengerti maksud Anda, Tuan."
"Kamu yang waktu itu menghubungi bawahanku untuk meminjam duit, kan?!"
Senyuman Lilian lenyap. "Apa maksud Anda?"
"Hutang majikan Anda pada bos kami belum terbayar lunas," ucap lelaki itu sambil mengibaskan tangan, mengisyaratkan bawahannya untuk mengeluarkan sesuatu.
"Hutang?" Lilian mengulang kata tersebut.
"Ya! Hutang! Baru ingat, hah!?"
Ingatan Lilian pun kembali ke setahun yang lalu. Lilian ingat kalau nyonya besarnya--Diana meminta tolong Lilian untuk menghubungi seseorang untuk meminjam duit selama dia mengandung. Tapi setelah itu, Lilian sama sekali tidak tahu bagaimana kelanjutan kontrak perjanjian mereka.
"Akh!" jeritan Lilian tertahan ketika lelaki itu melempar amplop coklat besar tepat di depan mukanya. "Apa maksud anda!?"
"Jangan pikir kami tidak tahu, Lilian Roberto!! Majikan Anda berutang pada kami sebanyak seratus juta dollar!" bentaknya kasar.
Deg!
Tangan Lilian bergetar membuka amplop tersebut. "Seratus ... juta dollar?"
"Ya! Dalam perjanjiannya, majikanmu itu akan melunasi hutang-hutangnya setelah anaknya lahir. Tapi kenyataannya apa!? Dia mati begitu saja dan ini sudah melewati masa perjanjian!!" murka lelaki tersebut.
Lilian meneguk ludah dan bersusah payah memahami tiap kalimat perjanjian yang telah ditanda tangani di atas kontrak. Terdapat pernyataan yang merujuk akan adanya perlunasan hutang Diana setelah dia melahirkan. Tapi di sana juga tertulis apabila dia meninggal, maka seluruh hutangnya akan dialihkan pada saudara kandungnya.
Lilian tak terima ini.
"Maaf, Tuan. Tapi di sini tertulis kalau hutang-hutangnya akan dialihkan pada saudara kandung Nyonya Diana! Sedangkan saya hanya pelayan pribadinya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]
RomanceApa kalian percaya akan adanya kehidupan kembali? Demi menyelamatkan tuan putri dari putaran reinkernasi, Lucas rela menyelami ruang dan waktu, bahkan mengorbankan sihirnya hanya untuk menemukan gadis itu di abad ke-22. Kegagalan di masa silam tela...