11. Me Time

1.6K 218 80
                                    

Hantu. Hantu. Hantu.

Semenjak mulai berpikir seperti itu, Athanasia jadi tidak berani tidur sendirian. Entah kenapa anak kecil itu jadi gelisah dan susah memejamkan mata, kecuali jika Felix atau Lilian menungguinya hingga terlelap.

Tapi kalau main sendiri, Athanasia masih berani, mengingat Felix tidak bisa terus di sisinya karena harus bekerja dan Lilian yang sibuk dengan urusan rumah tangga.

Tapi kalau malam, Athanasia bisa nangis dengan tubuh yang gemetar dibalik selimut tebal. Teringat hantu Lucas yang bisa saja datang kapan saja.

"Nona, saya pikir itu bukan hantu," sahut Felix di suatu malam. Lelaki itu duduk di sisi ranjang dan menyelimuti nonanya itu.

Bagaimana pun juga, sepertinya Athanasia jadi berpikir seperti itu setelah Felix mengungkit indra ke enam.

"Itu hantu, Felix!" seru Athanasia bersikeras. "Kamu tahu... Dia bisa menghilang!"

"Hmm... Waktu ketemu Nona kakinya napak tanah ga?" tanya Felix hati-hati.

"Emm... Napak kok. Duduk malah," jawab Athanasia dengan polos.

"Terus mukanya serem ga? Mukanya hancur ga?" tanya Felix lagi, membuat nona mungilnya ini berpikir ulang kembali.

"Emm... Engga... Di-dia..." Athanasia meneguk ludah. Terlintas seringaian Lucas di benaknya dan sontak membuatnya berseru, "Tampang orang jahat!"

"Hmm... Bisa jalan?"

"Bisalah! Terus dia pegang-pegang Athi! Seraam, Felix!!"

Hah? Felix meneguk ludah. Kok jadi terdengar ambigu di telinganya.

"A-apa?!? A-apanya y-yang dipegang-pegang, Non?"

"Emm... Pipi?"

Felix mengelus dada lega. "Ohh... Syukurlah."

"Lah, kok syukurlah, sih?" tanya Athanasia tidak terima. Kenapa lelaki di sampingnya ini jadi bersyukur? Athanasia sama sekali tidak paham.

"E-enggak, Non..." Felix mengibas-ngibaskan tangannya. Kemudian dia langsung mengalihkan topik, "Tapi kalau hantu masa bisa kejedot bola?"

Athanasia menahan napas, tidak bisa menjawabnya. "I-itu..."

"Sepertinya dia manusia, Nona. Masa iya hantu ada di siang bolong? Bisa duduk sama kejedot bola lagi. Mana ada hantu bisa kayak gitu?"

"Terus kenapa dia bisa menghilang!?" tanya Athanasia dengan sewot. "Dia menghilang dengan cuma menjentikkan jari, Felix!"

"Hmm entah? Mungkin dia punya teknologi super?" tebak Felix asal.

"Teknologi super?" ulang Athanasia tak paham.

"Iya, seperti di film malam minggu yang sering kita tonton. Apalagi kan abad ke-22, teknologi semakin canggih. Kali aja dia ilmuwan yang lagi coba-coba pake alatnya," jelas Felix berpura-pura bijak.

Untungnya Felix teringat salah satu film yang tokoh utamanya bisa menghilangkan diri dengan suatu teknologi canggih. Padahal mah dia sok tahu saja agar Athanasia mungil ini bisa langsung mempercayainya.

"Tapi Felix..." Athanasia mengembungkan pipinya sebal. Dia mengeluh dalam hati, kenapa Felix jadi tidak mempercayainya? Padahal yang dilihatnya sungguhan.

"Sudah, sudah. Jangan dipikirkan. Tidur ya Nona," sahut Felix sambil membenarkan posisi selimut Athanasia yang jadi melorot.

"Huh! Felix mah..." Athanasia semakin sebal.

"Besok Ilia mengajak Anda ke kota, kan? Lebih baik Anda tidur sekarang..." ucap Felix sambil tersenyum lembut, mengalihkan pembicaraan mereka agar Athanasia tidak melulu kepikiran dengan hantu itu.

REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang