10. Salah Paham

1.7K 240 91
                                    

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya, kak?"

"Tunggu! Siapa nama kakak?!"

Lucas memejamkan mata di kamar serba hitamnya itu. Alih-alih ingin melupakan kejadian beberapa hari lalu, kalimat Athanasia malah menggema di benaknya bagai kaset yang telah rusak.

Sudah beberapa hari semenjak dia bertemu dengan Athanasia, selama itu pula dia tidak menampakkan dirinya dan hanya memantau dari kejauhan. Kebiasaan untuk mengunjungi Athanasia pun sudah hilang semenjak gadis itu berumur satu tahun, kecuali kalau benar-benar rindu.

Entah kenapa, Lucas lebih memilih untuk bertemu dengannya suatu nanti dengan menunjukkan identitasnya yang sebenarnya.

Karena sebenarnya, mendapat pertanyaan Athanasia seperti beberapa hari yang lalu itu benar-benar mengacaukan suasana hatinya.

Saat kemarin Lucas menelisik serpihan sihir itu secara langsung, gelombang sihir Athanasia memang tampak semakin tidak stabil, yang tentunya bisa berimbas pada ingatan maupun kesehatan fisiknya.

Seharusnya Lucas tidak terkejut kalau Athanasia akan bertanya seperti itu. Lagipula selama tuan putrinya masih menjadi bayi pun, Lucas selalu menemuinya diam-diam.

Tapi tetap saja perasaan tidak bisa berbohong. Rasanya seakan ada suatu benda tak kasat mata yang menusuk dadanya.

"Bisa-bisanya kamu melupakan namaku, tuan putri... Kalau saja bukan karena serpihan sihir itu... Arghhh kesaal!"

Lucas pun bangun dan mengacak-acak surai hitamnya dengan geram. Kemudian iris merahnya itu berkilat ketika menatap tumpukan buku bersampul coklat di atas meja. Lucas menjentikkan jari, memindahkan semua buku itu tepat di depannya.

Buku-buku bersampul coklat itu adalah buku kuno yang baru saja ia temukan di abad ini. Karena ternyata di abad 22 pun, Lucas masih menemukan beberapa jejak keturunan penyihir bebas yang bersembunyi di balik teknologi yang serba canggih ini.

Anehnya, buku-buku kuno itu dijual bebas di penjual barang bekas. Entah memang tidak sengaja atau ada maksud tertentu, lelaki itu tidak tahu apa motif si pemilik buku ini menjual bebas buku tersebut. Seharusnya, buku-buku sihir tidak boleh diperjual belikan dengan bebas, apalagi pada manusia yang terlahir tanpa sihir.

Karena bagi manusia biasa untuk membangkitkan sihir hitam itu mudah, tapi membutuhkan pengorbanan yang cukup banyak--atau sebut saja tumbal. Efek dari pengguna sihir hitam pun berupa kutukan seumur hidup, entah itu mati dalam sekejap atau berbagai kesialan yang mengerikan.

Oleh karena itu, buku sihir tidak boleh diperjual belikan dengan bebas.

"Hah apa ini? Sampah?" Lucas merenggut tidak suka ketika melihat daftar isi di buku yang paling tipis.

1.Sihir hitam

2.Bagaimana membangkitkan sihir hitam

3. Cara Pakai Sihir Hitam

4. Keuntungan sihir hitam

5. Menghindari efek samping dari ilmu sihir hitam

BRAAAK!

"Keuntungan gundulmu! Yang ada lu mati buegooo!"

Lucas melempar buku itu dengan penuh emosi. Pantas tidak ada judul spesifik di cover buku itu. Dari sub judulnya saja, Lucas sudah tahu apa maksud dari penulis buku itu.

Lucas menatap buku itu kesal. Siapa orang yang berani-beraninya menulis omong kosong itu dan mencetaknya menjadi sebuah buku? Lucas tidak habis pikir.

REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang