27. Kepercayaan

926 104 19
                                    

"Hei, kalau kamu bisa terlahir kembali dan bisa memilih, kamu mau terlahir jadi apa?"

"Eh? Emang terlahir kembali itu nyata?"

Athanasia yang tengah melangkah dengan pikiran kosong itu tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika tak sengaja mendengarkan percakapan dari dua orang yang tengah berbincang di pinggir jalan. Athanasia menoleh, sedikit tertarik pada perbincangan dua orang gadis tersebut.

"Kan itu perandaian, Jenette. Jawab saja~!"

"Ah, begitu ..." Gadis berambut coklat itu tampak tersenyum dan mengepalkan tangan di depan dadanya. "Kalau aku ... mau terlahir jadi ... tuan putri lagi."

"Hahaha, ya ampun. Fantasi sekali ya, Jenette. Kamu kebanyakan baca manga sama manhwa isekai ya?"

"Ehehehe. Entah kenapa aku hanya merasa sepeti itu ...."

Athanasia termenung ketika mendengarnya. Ia melirik gadis berambut coklat sepunggung yang tengah tertawa itu. Kalau ia tak salah ingat, gadis itu bernama Jenette, sepupu Ijekiel yang pernah ia temui di hari pertama silam. Tidak ia sangka bisa tak sengaja berpapasan seperti ini di jalan.

Tapi bukan itu yang menjadi fokusnya saat ini. Tapi topik pembicaraan mereka yang sedikit menarik perhatiannya. Kata-kata dari dua orang gadis itu, entah mengapa membuat hatinya terenyuh sejenak.

Tuan putri, huh? Kenapa ada sesuatu yang familiar di telinganya? Kenapa setiap ia mendengarkan hal-hal yang berbau kerajaan, selalu ada suatu rasa yang familiar? Apa benar reinkernasi itu ada?

Athanasia meneguk ludah. Tak ingin menguping pembicaraan lebih jauh, ia kembali melangkahkan kakinya ke arah gedung perpustakaan yang tak jauh dari asrama. Ada sesuatu yang harus ia cari demi menemukan arti dari ucapan Lucas saat itu.

"Kamu yang tahu semuanya, Athanasia."

"Mimpimu adalah kuncinya."

"Kamu enggak perlu jadi penyihir untuk mengingatnya. Tanya pada hatimu sendiri, siapa kamu sebenarnya, Athanasia."

Athanasia menghembuskan napas dalam-dalam dan menyoroti gedung perpustakaan itu dengan tajam. Kalau memang ucapan Lucas benar, berarti semua mimpinya selama ini memang mengandung sebuah arti yang tak bisa ia ucapkan. Alasan kenapa ia tiba-tiba pingsan saat itu, alasan kenapa Lucas bisa mengenalnya saat pertama kali mereka bertemu, dan alasan kenapa ia bisa mendapat mimpi-mimpi yang serupa setiap harinya.

Jujur saja, ia tak yakin kalau suatu hal kemustahilan itu memang nyata di dunia ini. Tapi kalau penyihir saja bisa ada, pasti suatu hal yang lebih besar bisa terjadi di dunia ini, kan? Athanasia tersenyum kecil sebelum memantapkan hati ke dalam gedung perpustakaan tersebut.

Terlalu fokus pada dirinya sendiri, Athanasia sampai tak sadar kalau sepasang mata biru tengah menatap punggungnya dalam diam dan penuh cemburu.

.

..

"Oh, kamu belajar?"

"Kyaa!"

Athanasia yang tengah memilih buku itu terperanjat kaget ketika Lucas tiba-tiba berada di belakangnya. Hampir saja buku yang tengah dipegangnya itu terjatuh jika Lucas tak membantunya menahan buku-buku itu.

"Kamu kenapa, sih?" tanya Lucas sambil menarik sebelah alisnya. Ia melepas pegangan tangannya dan berkacak pinggang. "Apa kamu enggak bisa bersikap manis sedikit gitu?"

"Issh! Enggak! Kamu yang kenapa!? Tiba-tiba muncul kayak hantu gitu," sahut Athanasia dengan kesal. Jantungnya terasa hampir copot. Lucas selalu berhasil mengagetkannya dari belakang.

REINCERNATION [Who Made Me A Princess Fanfic] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang