05

2.1K 148 6
                                    

Hai para readersq
Jangan lupa Vote & Komen ya gais🙌

Udah nunggu part selanjutnya ya?
Nunggu itu gaenak loh haha.. bercandaaa gais

Happy Reading~

***

"Bisakah aku hidup dengan tenang?"


Zivana berada di toilet hanya seorang diri karena Aletta sibuk mengerjakan tugas. Zivani mengikuti langkah kembarannya tanpa tahu Zivana melihat.

Belum sempat Zivana keluar, Zivani menghadang bersama kedua teman nya. Zivana berusaha pergi namun pergelangan tangan nya di cekal.

Zivana menghembuskan nafas. "Mau apa si lo?" Dia sangat malas jika sudah berhadapan dengan saudara kembar nya.

Zivani memegang erat lengan Vana hingga merah. "Lo kenapa masih berani deketin cowo gue?"

Zivana tertawa sumbang mendengar penuturan dari Vani. "Sejak kapan dia cowo lo?"

Zivani semakin erat memegang lengan kembaran nya membuat Vana meringis.

"Lepas!" Sinis Vana berusaha melepas cekalan Vani.

"Berani ya lo sama gue?" Tuduh Vani menunjuk wajah Vana dengan geram.

Zivana memutar bola mata malas. "Gue ga takut sana lo."

Zivani mengisyaratkan kedua teman nya untuk mengambil air, Alhasil

Byurr

Zivana basah kuyup mendapat siraman dari Vani. Vana terpekik mendapat perlakuan dari saudara kembar nya yang terlalu jahat.

"Apa²an si lo." Cibir Vana menarik kasar rambut Vani.

"L-lepasin," kesal Vani berusaha menarik lengan Vana untuk berhenti menarik rambut nya.

Vani melepas lengan kembaran nya. "Lo berani sentuh gue." Menarik kasar rambut Vana.

"Awsshh l-lepas." Vana berusaha kuat melepas jambakan dari kembaran nya, namun nihil karena kedua teman Vani membantu memegang lengan nya.

Zivani mendorong bahu kembaran nya hingga tersungkur ke lantai. "Lo harus merasakan ini semua."

Plak plak

Tamparan keras kanan kiri di wajah mulus Zivana. Zivani menampar karena sudah tersulut dengan emosi. Zivana merasakan tubuh nya lemas tidak berdaya, Alhasil dia pingsan.

"Cabut girls." Perintah Zivani menarik kedua teman nya keluar toilet.

Seseorang di samping gerbang toilet melihat semua kejadian mengenaskan. Dia bergegas menuju toilet nengecek keadaan seorang gadis yang ternyata pingsan. Alhasil dia menggendong ala brydal style menuju UKS.

Sepanjang di koridor siswa/i SMA CAKRAWALA melihat Zivana di bawa oleh Ketua Geng Ragas yang ternyata Arfan.

-UKS

Zivana perlahan membuka mata melihat isi ruangan serba putih dan bau obat. Ya, ternyata dia sudah berada di dalam UKS.

Vana mengernyitkan dahi mengapa dia bisa disini. "Siapa yang bawa gue kesini?" Vana bergumam.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan lelaki yang membawa teh di tangan kanan nya. Vana tercengang mengapa bisa Arfan yang sudah menolong nya.

"Minum." Arfan menyodorkan teh hangat di hadapan Zivana yang masih kaget.

"E-eh makasih." Zivana merasakan jantung nya berdebar melihat wajah Arfan yang terlihat tampan.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang