56

1.3K 100 12
                                    

Halo gaisss
Apa kabar kalian?
Masih setia tunggu cerita ini??

Terima kasih yang udah baca ceritaku ini
Semoga kalian tetap bahagia dengan cara apa pun
Di saat kita terpuruk untuk menerima kenyataan yang sudah terjadi oke.

Happy Reading...

Matahari sudah tenggelam menandakan hari sudah sore. Kini Zivana berjalan seorang diri di atas trotoar. Gadis itu bingung entah pergi ke mana.

Zivana sekarang tau bahwa tidak ada yang mau berteman tulus dengan dirinya. Zivana sangat kecewa dengan Aletta yang sudah ia kenal lama ternyata melakukan hal yang tidak sepantasnya.

"Berantakan banget hidup gue sekarang. Gue kira teman yang tulus tidak akan pernah berkhianat, ternyata gue salah. Seburuk ini hidup gue?" gumam Zivana menatap jalanan.

"Ternyata berharap sama manusia salah ya? Teman yang selama ini gua anggap tulus dan baik udah munafik. Hancur banget ya hidup gue sekarang, sampai² ga ada yang pernah peduli sama gue."

Zivana duduk di halte untuk sekadar beristirahat. Gadis itu kedinginan karena hari semakin gelap. Zivana berusaha tegar menghadapi kerasnya hidup.

Rasa kantuk mulai menyerang Zivana. Gadis itu perlahan memejamkan mata.

...

Kilauan sinar matahari menyeruak di gorden kamar Vani. Gadis itu beranjak dari kasur menuju toilet untuk membersihkan diri. Vani kini sudah rapih mengenakan seragam karena hari ini kembali ke sekolah.

Zivani menuruni anak tangga menuju ruang makan. Zea dan Zidan melihat kedatangan putrinya, mereka bingung dengan wajah Zivani kelihatan tampak muram.

Zivani duduk di kursi dan langsung mengambil roti dan selai.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Zea menatap putrinya berbeda.

Zivani hanya menatap wajah Zea tanpa menjawab pertanyaan sang mama.

"Anak papa kenapa? Kok kelihatan sedih? Ada yang sakitin kamu?" tanya Zidan mengusak lembut kepala Vani.

Zivani menggelengkan kepala.

"Ayok cerita sama papa, kamu kenapa pagi² udah murung? Nanti anak papa cantiknya hilang loh." Kata Zidan seraya tertawa kecil.

"Aku mau berangkat sekolah." Ucap Zivani beranjak dari kursi.

Zivani menyalami punggung tangan Zidan dan Zea bergantian.

"Hati² sayang." Ucap Zea melambaikan tangan.

Zivani hanya mengangguk dengan senyum di bibir mungilnya. Gadis itu melangkahkan kaki keluar rumah untuk pergi ke sekolah.

...

Perlahan Zivana membuka mata menetralkan pandangannnya. Gadis itu baru sadar ternyata ia tidur di halte lagi. Zivana baru ingat kalau hari ini jadwal sekolah.

"Gue sekolah ga, ya? Kalau gue pulang nanti kena marah." Gumam Vana.

Zivana beranjak dari halte, gadis itu berjalan menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah bernuansa luas. Zivana masuk ke dalam rumah secara diam². Zivana bernapas lega karena sampai juga di kamar.

Zivana tergesa-gesa menuju toilet untuk membersihkan diri. Tidak membutuhkan waktu lama, kini Vana sudah rapih mengenakan seragam sekolah.

Zivana melangkahkan kaki keluar kamar. Gadis itu melihat sisi ruang kanan dan kiri tampak sepi. Zivana berhasil lolos dari Zidan dan Zea yang nantinya akan menyiksa lagi.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang