43

1K 106 12
                                    

Halo para readers!!!
Apa kabar kalian?
Cie pada tunggu part selanjutnya ya..

Gimana perasaan kalian membaca cerita ini??
Cie yang pada nunggu end ya?

Happy Reading!!!!

***

Aletta sudah berada di dalam rumah. Gadis itu bernapas lega karena tidak ada gangguan dari Zivani untuk berbuat kejahatan.

Kini Aletta berada di dalam kamar tengah duduk santai.

"Ribet banget si Vani. Hidup gue ga tenang karena dia. Gue akan kasih tau semua kebusukan lo, Vani. Lihat aja nanti siapa yang akan kalah." Gumam Aletta dengan senyum menyeringai.

Drtt Drtt

Ponsel Aletta bergetar menandakan ada panggilan masuk. Terlihat nama Geri di ponsel milik Aletta.

"Kenapa si Geri salut telepon gue? Kangen kali dia sama gue?" gumam Aletta menatap ponsel.

Aletta menggeser tombol hijau ke atas untuk menerima panggilan. "Halo."

"Al, lo di mana?" tanya Geri di seberang telepon.

"Di rumah lah, kenapa?" tanya Aletta dengan nada sewot.

"Lo tau ga kenapa Vana ga bisa di hubungin?" tanya Geri.

"Vana lagi, Vana lagi. Kapan gue jadi nomor satu di hati lo, Ger." Batin Aletta menggerutu.

"Halo. Lo dengar gue, Al?" panggil Geri.

"E-eh halo, gue gatau Ger." Jawab Aletta terbata.

"Lo ke rumah Vana deh, Al. Ini penting banget buat dia." Titah Geri dengan serius.

"Emangnya ada apa?" tanya Aletta dengan perasaan bingung.

"Arfan udah siuman, gue coba telepon Vana untuk ke rumah sakit. Tapi handphone Vana ga aktif." Jelas Geri.

Aletta mengangguk paham mendengar penuturan Geri.

"Nanti gue coba telepon Vana. Siapa tau dia udah pegang handphone." Ucap Aletta.

"Oke. Makasih, Al. Ini karena suruhan dari Arfan." Ucap Geri berterima kasih.

"Oke." Jawab Aletta memutus sambungan sepihak.

Aletta mencari nomor Vana untuk menghubungi sahabatnya itu. Aletta menekan tombol panggilan.

"Akhirnya di angkat juga." Ucap Aletta menghela napas lega.

"Lo kenapa?" tanya Vana di seberang telepon.

"Arfan siuman." Jawab Aletta santai.

"S-siuman? Lo serius, kan? Ga bohong?" Vana bertanya-tanya.

"Bener." Jawab Aletta.

"Aaaa gue seneng banget." Teriak Vana di seberang telepon.

"Berisik lo." Ketus Aletta menjauhkan ponsel miliknya dari telinga.

"Makasih infonya Aletta sayang. Bye bye." Pamit Vana memutus sambungan sepihak.

Aletta menghela napas kasar dengan kelakuan Vana. "Bucin."

"Eunghh, melelahkan hari ini." Erang Aletta.

Aletta berbaring di atas kasur, perlahan gadis itu memejamkan mata untuk istirahat sejenak karena hari sudah malam.

...

Zivana berada di dalam kamar. Gadis itu sudah rapih mengenakan hoodie dan celana jeans. Gadis itu bergegas keluar kamar karena ingin pergi ke rumah sakit untuk membezuk Arfan.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang