46

1K 98 14
                                    

Halo gais!!!!
Apa kabar kalian???
Cie yang udah pada tunggu part selanjutnya

Gimana dengan part sebelumnya???
Pada kesel ga si sama keluarga ZIVANA?

SIAPIN TISU GAIS

HAPPY READING!!!

***

Jam dan menit sudah terlewati. Kini keluarga Zivana tiba di rumah nenek Vana dan Vani. Hati Zivana merasa hangat karena rindu dengan rumah ini.

Nenek Zivana adalah Ibu dari Zidan. Kakek Zivana sudah meninggal sejak Vana duduk di bangku SMP. Nenek Zivana bernama Zahra.

"Nenek?" panggil Zivani tersenyum binar.

Zahra tersenyum menatap kedatangan anak, cucu dan menantu. Zivani menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Zahra.

"Nenek, aku kangen banget." Ucap Zivani merasa senang.

Zahra mengusap punggung Vani dengan lembut. "Nenek juga kangen sama kamu."

Zivani melepas pelukan. "Nenek kenapa ga tinggal bareng aja sama aku? Aku kangen banget sama nenek. Harusnya kita tinggal bersama karena nanti bisa bercerita dan bermain bareng." Ucap Vani mengerucutkan bibir.

Zahra terkekeh mendengar penuturan dari sang cucu. "Cucu nenek sudah besar ya sekarang. Nenek sudah nyaman tinggal di sini sayang." Ucap Zahra mengusak lembut kepala Vani.

"Kalau tinggal di rumah nanti pasti rame, nek." Ucap Vani dengan lesu.

"Nanti kalau ada waktu nenek ke rumah kamu." Ucap Zahra tersenyum simpul.

"Yeiy, makasih nenek." Ucap Vani seraya memeluk tubuh Zahra.

"Nenek." Panggil Zivana tersenyum simpul.

Zahra menatap sinis wajah Zivana. "Kenapa anak ini bisa datang ke sini?" tanya Zahra.

"Aku kangen." Ucap Zivana menatap sendu.

"Kenapa kamu bisa ajak dia?" tanya Zahra menatap Zidan.

"Dia maksa." Jawab Zidan.

"Nanti keluarga ini mendapat sial." Sinis Zahra menatap wajah Vana.

Zivana ingin memeluk tubuh Zahra. Namun Zahra menjauhkan tubuhnya terlebih dahulu.

"Jangan dekat², saya takut terkena sial dari kamu." Ucap Zahra bergedik ngeri.

Zivana tersenyum getir melihat sosok neneknya yang sekarang sudah berubah.

"Aku ingin peluk nenek. Aku kangen banget sama nenek." Ucap Vana dengan suara lirih.

"Kangen karena ingin membuat saya menjadi sial?" tanya Zahra dengan tatapan tajam.

Zivana menggeleng kuat. "Engga, nek. Aku rindu pelukan nenek. Aku kangen kasih sayang dari nenek. Please...peluk aku sekali aja." Pinta Vana dengan nada memohon.

"Saya tidak mau di peluk cucu pembawa sial seperti kamu." Sinis Zahra mendecih.

"Aku salah apa, nek?" tanya Zivana menitikkan air mata.

"Pikir saja pakai otakmu." Jawab Zahra menatap jengah wajah Vana.

"Pulang saja kamu, nanti keluarga ini akan mendapat sial." Usir Zahra menatap Zivana.

Zivana menggeleng. "Engga, nek. Aku mau sama kalian. Aku rindu kasih sayang dari nenek." Jawab gadis itu.

"Cuma cari muka aja dia, nek." Sahut Vani menatap sinis.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang