03

2.2K 168 10
                                    

Halo Gais

Udah nunggu part selanjutnya ya?
Jangan lupa follow dan Vote ya friend🥰

Semoga suka dengan cerita nya ya....

-Happy Reading

Hari weekend dimana semua orang mengabiskan waktu bersama keluarga. Beda hal nya dengan Arfan yang kini sendiri di dalam rumah karena orang tua nya ada urusan kerja di luar kota. Arfan mengajak kedua teman nya untuk jogging pagi.

Arfan bersama kedua teman nya berada di taman dekat rumah Zivana. Mereka berlari kecil sekedar jogging di pagi hari.

Zivana terusik dari tidurnya karena mendapat teriakkan dari saudara kembar nya.

"BANGUN." Teriak Vani menarik selimut yang menutupi tubuh mungil Vana membuat sang empu membuka mata.

Zivana duduk menyandarkan dirinya di dashboard

"Berisik lo," ketus Vana menutup telinga karena malas mendengar ocehan dari Vani.

"Lo harus cuci baju gue." Titah Vani melempar beberapa pakaian ke wajah Vana.

Zivana mendelikkan mata nya,

"Gue bukan budak lo." Cibir Vana membuang pakaian ke sembarang arah.

"LO BERANI SAMA GUE?" bentak Vani menjambak kasar rambut Zivana.

Zivana menepis lengan kembaran nya.

"Gue ga takut sama lo." Tukas Vana menunjuk wajah Vani yang menahan emosi.

"Ayah!" teriak Vani membuat Vana terdiam.

Derapan langkah kaki memasuki kamar Zivana. Pintu kamar terbuka menampilkan Zidan dan Zea.

"Sayang kenapa teriak²?" ucap Zea mengusap lembut rambut Zivani.

Zea melihat pakaian Zivani yang terletak di sembarang arah.

"Kenapa baju kamu disini?" tanya Zea menatap Zivani.

"Ayah, Kak Zivana gamau bantu aku cuci baju." Tutur Zivani membuat Vana merasa geram.

Zivana memutar bola mata nya malas. "Bisa cuci sendiri kan?"

"Kamu harus bantu adik kamu," suruh Zidan.

"Tangan sama kaki nya masih berfungsi Yah." Ucap Zivana meredam emosi nya yang sudah memuncak.

"Dia sakit, Kamu harus bisa ngerti." Tutur Zidan membuat Zivani tersenyum senang.

"Dia sakit apa si?!" tanya Zivana dengan nada keras.

Plak

Tamparan keras membuat hati Zivana mencelos

Zivana mengatur nafasnya "Tampar aku yah tampar, Kalau itu bisa buat ayah senang!" Zivana tersenyum getir berusaha menahan tangis "Apa perlu aku meninggal?"

Zidan terdiam mendengar penuturan dari Zivana

"CEPAT KAMU CUCI." Bentak Zea melempar pakaian ke wajah Zivana.

"Ayok kita pergi," ajak Zea menarik lengan Zivani.

Zidan melangkah keluar kamar

"Kenapa aku seperti ini Tuhan?" lirih Zivana menitikkan air mata.

"Gue harus kuat." Gumam Zivana tersenyum.

~ Patah hati terbesarku adalah kehilangan sosok keluarga.

....

Aletta berada di taman dekat rumah Zivana. Dan ternyata di taman yang sama dengan Arfan bersama kedua teman nya.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang