24

1.1K 101 6
                                    

Halo kalian para pecinta dunia oren!!!
Gimana kabar kalian hari ini? Pasti sshat selalu ya..

Semoga hari² kalian selalu baik dan indah
Jangan terus bersedih di tengah kehidupan ini, kita hanya bisa menerima sesuai takdir yang sudah ada. So, jangan pernah merasa diri kalian tidak sempurna. Kalian semua pasti manusia terbaik yang sudah di ciptakan oleh Tuhan.

Jangan lupa baca part sebelumnya ya...
Tinggalkan jejak vote & komen gais...

Happy Reading~

***

Hujan deras mengguyur belahan bumi. Langit tampak gelap karena hari sudah malam. Zivana berlari kencang menyusuri jalanan yang tampak sepi. Isak tangis di dalam dirinya tidak terdengar karena tetesan air mata gadis itu menyatu dengan rintikkan hujan.

Zivana merasa rapuh, hancur, patah karena kekasihnya tidak sama sekali untuk membela dirinya sedikit pun. Rintik hujan menjadi saksi hancur dan rapuhnya Zivana malam ini. Dada nya terasa sangat sesak mengingat penuturan Arfan yang selalu membela Zivani.

Di tengah guyuran hujan, berjalan langkah demi langkah di jalanan yang tampak sepi. Wajah yang sudah pucat pasi dengan tetesan air mata yang membasahi wajah mulus gadis itu. Pakaian Zivana yang sudah basah kuyup karena tidak sama sekali memakai jaket atau jas hujan.

"Kenapa hidup gue ga pernah bahagia? Kapan gue bisa mendapatkan arti bahagia?! Harusnya gue sadar diri dari awal Fan, lo cowo sempurna yang ga pantes buat gue miliki Fan. Harapan gue yang terlalu besar untuk mendapatkan arti kebahagiaan. Gue cewe bodoh!" teriak Zivana mendongak menatap langit yang terlihat gelap seperti hidup gadis itu.

Matahari sudah tenggelam menandakan hari semakin malam. Hujan masih mengguyur belahan bumi, Zivana tidak berniat untuk pulang ke rumah. Gadis itu lebih memilih untuk tidur di halte karena ingin menenangkan diri.

Zivana berjalan menuju halte dekat sini, terlihat jalanan yang tampak sepi karena tidak ada kendaraan sama sekali yang berlalu lalang.

Zivana duduk di halte dengan perasaan kacau. Penampilan yang sudah berantakan, wajah gadis itu sudah pucat pasi karena guyuran hujan yang sangat deras.

"Kenapa sampai sekarang kamu ga cari aku, Fan? Ga ada rasa sedikit peduli kamu, ya? Kamu bilang selalu ada buat aku, mana janji kamu waktu itu Fan? Kamu jahat Fan! Aku capek berjuang semuanya sendiri, sementara kamu pergi bersama Zivani tertawa bahagia tanpa adanya aku Fan." Gumam Zivana tersenyum getir menatap nanar jalanan yang tampak sepi.

Wajah Zivana sudah banyak dengan tetesan air mata. Helaian rambut yang sudah acak²an seperti orang tidak waras.

"Memang benar ya, aku tidak berhak mendapatkan kebahagiaan sedikit. Aku capek Tuhan, aku ga kuat. Bawa aku pergi dari sini ya?" monolog gadis itu dengan tatapan kosong.

"Aku ingin pergi untuk selamanya, sudah tidak ada orang yang peduli sama aku. Hidup saya terlalu gelap seperti malam ini. Miris banget ya jalan takdir hidup aku."

Zivana merasakan sesak di dalam dadanya yang sangat sakit, "awshh kenapa dada gue sakit?"

"Gue harus pergi ke dokter." Gumam Zivana beranjak dari halte.

~

Kini Zivana berada di rumah sakit untuk memeriksa dada nya yang terasa sesak. Gadis itu berada di ruang periksa untuk memastikan dirinya baik² saja.

10 menit kemudian sang dokter memberi tahu kesehatan Zivana.

"Apa kamu akhir² ini sering merasa lelah?" tanya sang dokter menatap wajah Vana yang terlihat pucat.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang