26

1.2K 110 18
                                    

Halo para pecinta dunia oren di mana pun berada..
Gimana kabar kalian? Pasti baik dan sehat selalu ya!!
Tetap tersenyum menjalani kerasnya hidup, aku yakin kalian pasti bisa!!!!

"Tidak ada kata menyerah untuk kalian yang selalu semangat" -Author.

Happy Reading~

***

Aletta tengah asyik di ruang tengah sekadar menonton film. 1 jam Aletta usai menonton, gadis itu merasa bosan hanya menonton tayangan yang kurang di suka.

"Bosen banget gue hari libur gini, ajak Zivana main deh." Gumam Aletta mengetukkan jari di dagu.

Aletta naik ke atas tangga untuk pergi kamar. Sesampainya di kamar, Aletta mengambil ponsel miliknya di atas nakas untuk menghubungi sahabatnya.

Aletta menghubungi nomor Vana, namun nihil karena yang Aletta dapat hanya suara operator.

"Tumben banget si Vana belum bangun." Gumam Aletta menatap ponsel miliknya.

"Zivana, semalam pulang ke rumah ga ya?" monolog Aletta dengan perasaan bingung.

"Entahlah, gue mau cari udara segar." Gumam Aletta bergegas menuju lantai bawah.

Aletta bergegas keluar rumah untuk menikmati udara pagi. Gadis itu sekadar berjalan kaki mengelilingi taman di dekat rumah. Tiba² langkah kaki gadis itu berhenti karena melihat seorang wanita tengah menangis dengan penampilan yang sudah berantakan.

Aletta menajamkan penglihatannya yang ternyata sahabatnya yaitu Vana sedang menangis di sepanjang jalan. Aletta bergegas menuju keberadaan Vana karena merasa khawatir.

Aletta sudah berada di hadapan Vana dengan wajah yang sangat pucat. "Zivana! Lo, kenapa?" tanya Aletta menangkup kedua pipi Zivana.

Zivana mendongak,

"A-aletta?" pekik Zivana melihat sahabatnya kenapa bisa bertemu di sekitar jalan.

"Lo kenapa nangis? Siapa yang udah sakitin, lo? Kenapa mata lo bisa sembab gini?" tanya Aletta mengusap air mata yang berada di wajah Zivana.

Zivana menurunkan lengan Aletta dari wajahnya. "Gue gapapa." Alibi gadis itu menyembunyikan sesuatu.

"Semalam lo pulang ke rumah? Kenapa pipi lo merah, Van? Ini juga tangan lo kenapa ada luka? Siapa yang masih berani sakitin, lo? Cerita sama gue, Vana. Gue khawatir sama keadaan lo." Jelas Aletta memegang lengan Vana yang ada goresan luka.

Zivana menggeleng kuat. "Gue gapapa, santai aja kali cuma gini doang." Ucap gadis itu terkekeh.

"Lo, bilang cuma? Wajah dan penampilan lo kaya gini, masih baik² aja? Gue tau keadaan lo setiap hari, Van. Gue ini sahabat lo, jangan pendam masalah lo sendiri. Lo, bisa luapkan keluh kesah lo sama gue, tapi jangan sakitin diri lo sendiri hanya karena mereka ga ada yang peduli sama lo." Tutur Aletta menasihati sahabatnya.

Zivana seperti tidak ada dunia bahagia untuk dirinya. Hidupnya sudah hancur dan rapuh karena tidak ada orang satu pun yang peduli dengan dirinya. Namun kehadiran Aletta yaitu sahabatnya sudah sangat bahagia untuk dirinya. Zivana menitikkan air mata menatap wajah Aletta yang sangat perhatian. Hatinya tersenyum hangat karena masih ada manusia yang peduli.

"Kenapa lo masih baik sama gue, Al? Semua orang ga ada yang peduli dengan kehadiran gue, t-tapi kenapa lo masih mau temenan sama cewe pembawa sial kaya, gue? Lo, ga malu punya sahabat kaya gue?"  tanya Zivana yang terisak dalam tangisnya.

Aletta menggeleng. "Lo, sahabat gue satu²nya yang buat gue bahagia. Jangan pernah merasa sendiri di saat gue masih selalu ada buat, lo. So, jangan pernah nyerah buat hadapin semua masalah yang ada pada diri, lo. Gue yakin, lo bisa lewatin semua ini Vana." Jelas Aletta membawa tubuh Zivana ke dalam dekapannya.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang