59

974 86 11
                                    

Halo pren!!!!
Apa kabar nic?
Hehe...maaf ya gais aku ga up Zivana, kemarin² aku sibuk ujian.

Sebelumnya minal aidzin wal faizin gais 🙏🙏
Mari kita saling memaafkan, karena kalau saling mencintai itu suatu ketidakpastian oke.

Sebelum baca part ini pastikan baca part sebelumnya ya gais..

Vote & komen tembus 1k aku up 🎊🎊🎊

Selamat membaca ~

Pagi ini Zivana berangkat lebih awal untuk tidak bertemu dengan Vani. Vana berjalan santai memasuki gerbang sekolah dengan senyum manis terbit di bibir gadis itu.

Hari ini Vana tampak ceria karena kejadian semalam dengan Raka.

Tin Tin

Suara klakson motor Geng Ragas memasuki halaman sekolah. Zivana menoleh mencari sumber suara.

Belum sempat Vana melanjutkan langkahnya, tangan kekar menarik lengan gadis itu.

Vana menoleh. "Apaan si lo lepasin gue." Ketus gadis itu tampak tidak suka melihat wajah Arfan.

"Ikut gue." Titah Arfan menarik Zivana untuk duduk di atas motor miliknya.

"Gue ga mau."

"Cepet lo naik." Paksa Arfan.

"Kalau gue ga mau ya ga mau. Gausah maksa bisa?"

"Gak."

"Naik atau gue gendong?" tanya Arfan dengan santai.

Zivana naik ke atas motor Arfan dengan wajah lesu.

Arfan memberikan kode kepada Raka dan Geri. Motor Arfan meninggalkan halaman sekolah.

"Bentar lagi juga balikan." Kata Geri menatap kepergian Arfan dan Vana.

....

"Si Vana kok ga ada di kelas ya?" batin Zivani menatap dari kejauhan kursi tempat di mana Vana duduk.

"Mengerti anak-anak?" tanya sang guru yang tengah menjelaskan pelajaran di dalam kelas.

"Mengerti bu." Jawab mereka kompak.

Zivani mendaratkan tangan ke atas. "Bu."

"Ya Vani?"

"Izin ke toilet bu." Jawab Zivani beranjak dari kursi.

"Ya silakan."

Zivani keluar kelas bergegas menuju taman belakang. Gadis itu mengirim pesan kepada kedua temannya. 5 menit Zivani menunggu balasan akhirnya temannya mengerti bahwa Vani membutuhkan bantuan saat ini.

"Lo ngapain si masih jam pelajaran ngajak ke sini?" tanya salah satu teman Vani yang bernama Ratu.

"Gue butuh bantuan kalian." Kata Vani menatap kedua teman nya.

"Bantuan apa? jangan bilang lo mau cari cara buat deketin Arfan?" tanya Raya teman Vani.

Zivani menggeleng.

"Terus?"

Zivani menjelaskan kepada kedua temannya. Kini Raya dan Ratu mengerti mengapa Vani ingin meminta bantuan.

"Gue harap lo berdua berhasil." Peringat Zivani.

"Tenang aja."

"Ayok balik ke kelas." Ajak Zivani menggandeng kedua lengan teman nya.

Di balik pohon besar seseorang mendengar percakapan antara Zivani dan kedua temannya. Dia mengepalkan tangan menatap kepergian Zivani.

"Lo ga akan berhasil."

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang