28

1.1K 119 14
                                    

Hola para readers yang masih setia dengan cerita ZIVANA
Gimana kabar kalian hari ini? Semoga sehat dan selalu baik ya!!!!
Gimana dengan part sebelumnya? Apakah kalian emosi?

Sebelum baca part ini silahkan baca part sebelumnya...

Happy Reading!

***

Keluarga Zivani tengah bercanda ria di ruang tengah. Zidan menjahili putrinya dengan menggelitik pinggang ramping gadis itu.

"Hahahaha. Ayah, berhenti dong." Pinta gadis itu tertawa seraya mencekal pergelangan tangan Zidan.

Zea menarik lengan Zidan, "udah mas. Kasian Zivani nanti kecapekan." Tutur Zea menatap putrinya.

"Anak Ayah cape ya? Sini peluk." Ucap Zidan merentangkan tangan menatap Zivani.

Zivani menghamburkan pelukannya ke dalam tubuh Zidan. Vani merasa bahagia di tengah keluarga yang selalu menyayangi dirinya.

Zidan melepas pelukan Vani. "Putri Ayah sudah tumbuh dewasa ya." Tutur Zidan mengusak lembut kepala Zivani.

"Ih Ayah rambut aku berantakan nih." Kesal Zivani mengerucutkan bibir.

Zidan terkekeh. "Coba Ayah lihat sini. Masih cantik putri Ayah." Ucap lelaki paruh baya merapihkan helaian rambut gadis itu.

"Nak, kamu lihat Zivana ga? Udah pulang atau belum anak itu?" tanya Zea menatap sekeliling ruangan tidak ada Zivana.

Zivani mengedikkan bahu acuh, "aku ga lihat kak Vana di mana." Jawab gadis itu menggeleng.

Zidan mengepalkan tangan mendengar kabar bahwa Zivana tidak ada di rumah sejak tadi pagi.

"Dasar anak tidak tahu diri kamu, Vana." Batin zidan merasa kesal.

"Yah?" panggil Zivani membuat Zidan menetralkan emosinya.

Zidan tersenyum, "anak Ayah kenapa?" tanya Zidan menyelipkan anak rambut Zivani ke belakang telinga.

"Aku minta sesuatu, boleh?" tanya gadis itu tersenyum kikuk.

Zidan mengangguk, "pasti boleh dong. Kamu mau apa?" tanya Zidan mengerutkan kening.

"Minggu depan kita ke rumah oma, ya?" pinta gadis itu penuh harap.

Zidan terkekeh, "tentu boleh dong sayang."

Zivani tersenyum binar menatap wajah sang Ayah yang selalu menuruti permintaanya.

"Makasih Ayah." Ucap Zivani membawa Zidan ke dalam dekapannya.

"Sayang, dada ayah sesak ni." Tutur Zidan berusaha melepas pelukan Zivani.

Zivani terkekeh. "Hehe...Maap ya Ayah."

Zidan dan Zea menggeleng melihat putrinya yang selalu membuat lelucon.

"Makan yuk." Ajak Zea menatap Zidan dan Zivani bergatian.

"Yuk, ma." Sahut Zivani beranjak dari sofa seraya menarik lengan Zea.

Zidan membuntuti langkah mereka untuk pergi ke ruang makan.

...

Geri dan Aletta berada di cafe sejak siang tadi. Aletta merasa canggung karena hanya berdua dengan Geri. Hatinya merasa senang karena Geri selalu perhatian pada dirinya.

Aletta tengah asyik makan kentang goreng membuat sudut bibirnya ada sedikit sisa saus. Geri tertawa pelan melihat sudut bibir Aletta yang sudah belepotan.

ZIVANA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang